Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Inilah Beda Rujak Bebeg Cirebon dengan Indramayu

17 November 2019   13:37 Diperbarui: 17 November 2019   19:02 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Yang asli, tentunya dari Cirebon atau Indramayu, yang perbedaannya ada pada Display dagangan serta Alu/alat tumbuk yang digunakan.

Jika dari Cirebon, pada display/tempat buahnya, tidak ada hiasan apapun, hanya berfungsi sebagai tempat menaruh buah sebelum diolah.

Sedangkan jika Rujak Bebeg indramayu pada displaynya, diberi hiasan berbentuk bunga dari irisan tipis buah-buahan yang digunakan pada hari itu.

Jadi, pasti hiasan bunga dari buah-buahan itu setiap hari akan berubah, seiring "mood" penjual akan membuat hiasan seperti apa, atau tergantung ketersediaan buah yang digunakan pada hari itu tadi.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Sedangkan untuk alu yang digunakan, terdapat perbedaan mencolok pada alat tumbuknya.

Jika Cirebonan, alat tumbuknya akan menggunakan tutup, sedangkan Indramayuan tidak bertutup, jadi biasanya pedagang Indramayu akan meminta pembeli agar menjauhi alat tumbuk ketika ia sedang beraksi agar tidak terkena cipratan buah saat menumbuk, selain akan membuat noda pada pakaian, juga mungkin akan terciprat cabai ke mata.

Sedangkan pedagangnya sendiri, merasa sudah terbiasa dan tidak terpengaruh apa-apa jika mata terkena cipratan rujak racikannya.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Keunikan lainnya Rujak Bebeg adalah pada wadah untuk menyajikan rujak setelah selesai diolah. Sebagian penjualnnya masih menggunakan pincuk daun pisang berukuran mungil. 

Sendoknya juga terbuat dari lipatan daun pisang. Aroma setiap sendokannya pun benar-benar nikmat karena harum alami daun pisang. Namun memang sudah banyak pedagang yang menyajikannya dalam bungkus plastik, baik gelas/mangkok kecil plastik agar mudah saat memakan atau dibawa pulang.

Bagaimana, sudah pernah mencoba jajanan menggiurkan satu ini kan? Semoga kedepan masih banyak yang menjajakan disekitar rumah atau tempat tertentu yang mudah diraih, selain enak juga bisa melestarikan kuliner legendaris.

Belum lagi harga seporsinya yang cuma 5000 rupiah saja... langsung pengen ke pinggir jalan nunggu emang-emangnya lewat kan ya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun