Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Catatan dari "Festival of Light 2019" di Monas

2 September 2019   06:43 Diperbarui: 2 September 2019   07:47 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum lagi, ada beberapa instalasi menyala yang tampak bagus sekali jika digunakan sebagai tempat berfoto yang instagramable, diantaranya adalah terowongan lampu, taman bunga yang menyala warna-warni, bahkan di beberapa bagian digelar juga lampu kerlap kerlip yang dipasang di rerumputan yang cukup luas hingga nampak seperti kebun lampu.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Salah satu yang terbilang mencolok dan memang menjadi andalan, adalah dihadirkannya replika Kapal Majapahit yang cukup besar dan bisa dinaiki oleh pengunjung serta menjadi "panggung" bagi beberapa pengisi acara untuk menghibur pengunjung. 

Kapal ini menandakan bahwa Indonesia adalah negara yang besar dan terdiri dari ribuan pulau yang dipersatukan. Menurut penuturan Vidi Panries Harsa, selaku Project Officer Festival of Light 2019 mengatakan, pemilihan intalasi Kapal Majapahit karena didasari sejarah negara kita yang dulunya dikenal sebagai bangsa penguasa lautan. 

Ukuran kapal Kerajaan Majapahit bahkan digadang-gadang lebih besar dibanding kapal milik Cheng Ho (pelaut dan penjelajah asal Tiongkok). (baca disini)

===

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Setelah cukup berjalan-jalan ditengah padatnya pengunjung, ada beberapa catatan memang. Namun, yang pasti, event ini sudah sangat baik mengingat ini adalah gelaran pertama. 

Banyaknya sampah, kabel yang sering putus karena tersadung kaki pengunjung, dll, hal wajar rasanya mengingat disiplin masyarakat kita juga yang abai akan peringatan-peringatan dan cerobohnya terhadap karya seni lampu yang ditampilkan.

Kami sekeluarga juga merasakan beberapa kali lampu mati di hamparan lampu diatas rumput di depan logo 74 tahun Indonesia, karena beberapa kali panitia harus memperbaiki kabel yang terlkepas karena terinjak oleh pengunjung yang memaksa masuk ke tengah area demi untuk berfoto ria.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Ketika Gubernur Ahok sebelumnya mampu membuat MONAS menjadi berwarna warni dengan lampu setiap harinya hingga sekarang, kini Gubernur Anies dengan Pemprov nya mampu membuat hiburan untuk warga DKI... semoga kedepannya diadakan lagi dan kalau bisa digelar disekeliling monas dengan durasi lebih panjang.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun