Idealisme konsep, pola tayang, on air look, benar-benar idealismenya yang selama ini diimpikan dan "kurang" maksimal didiktekan di TRANS CORP.
Tentunya itu diluar nilai-nilai disiplin, kerja keras, dan untuk selalu siap dalam melaksanakan segala tantangan yang hadir dalam keseharian pekerjaan - hal yang juga dilakukan saat "memegang" TRANS CORP.
Selain itu, "look" NET. pun sangat diluar "pakem". Mas Tama yang "penggila" army ini melahirkan pola seragam karyawan seperti layaknya "personal security" atau "personal bodyguard", lengkap dengan sepatu taktisnya, yang biasanya digunakan para pehobby airsoftgun di tanah air.
Warna yang kontras antara baju atasan dan bawahan juga menajdi "outlook" menonjol, dimana crew TV biasanya menggunakan atasan gelap dan bawahan jeans yang juga gelap warnanya.
Belum lagi jaketnya yang keren banget, khas milenial, ditambah penampakan fisik dan wajah yang sepertinya terseleksi dengan ketat, karena rata-rata enak dipandang dan jadi incaran para ibu-ibu untuk menjadikan mereka mantu tentunya. #ApasihNihNgelantur
====
Kembali ke artikel yang dirilis laman law-justice.co yang menyebutkan bahwa NET TV sedang mempersiapkan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) secara massal dan akan ada pengurangan karyawan besar-besaran, misalnya saja divisi news yang berjumlah 180 orang akan dikurangi menjadi 30 jurnalis saja.
Hal ini sangat mungkin terjadi, bahkan "ramalan-ramalan" di group-group chat insan TV tanah air mungkin akan akhirnya mendekati kenyataan.
Dibanyak agency iklan, sudah bukan rahasia lagi ketika memasang iklan di NET. harganya sangat tinggi. Ketika Group TV lain sepeti MNC, EMTEK, atau TRANS CORP, yang memiliki banyak stasiun TV...rata-rata mereka membundling iklan untuk bisa tayang di seluruh jaraingan TV yang mereka miliki, bahkan dengan harga diskon.
Namun, hal tadi tidak dilakukan oleh NET. yang "pangkat"nya hanya sebatas TV Berjaringan yang kalau tidak salah sampai saat ini hanya tayang di 20 kota dan tidak sampai 15 propinsi saja di Indonesia.
Tingginya biaya iklan (rate card) tadi, menjadi bumerang bagi NET. selain "kue iklan" yang terbatas dan makin tergerus pengalihan "kue" ke digital, pengiklan juga masih mempertimbangakan RATING dan SHARE sebuah program tayang dalam penempatan iklan.