Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Bubur Garuda, Bubur Ayam "Mewah" Dekat Wisata Tanjung Pasir

19 Juli 2019   21:06 Diperbarui: 19 Juli 2019   21:58 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

====

DOKPRI
DOKPRI
Soal rasa, jangan ditanya...memang sedikit berbeda saat memakan dalam kondisi "take away", mungkin karena sesasi mengaduk jadi kurang maksimal (karena dijalan sudah keaduk-aduk sedikit karena goyang-goyang..hahahaha). Kami yang merupakan penganut bubur diaduk, sangat menikmati aroma harum bubur sambil mengaduk buur dengan sempurna. 

Sate ati, ampela, telur puyuh dan usus satu persatu pun mulai kami preteli dari tusukannya, dan ikut dalam adukan bubur tadi menjadikan kesempurnaan pra-menikmati semangkuk bubur yang ada dihadapan.

Sensasi suapan pertama bubur ini emang nendang !

Krupuk yang sudah melempem karena ikut diaduk, potongan-potongan sate, menambah sempurna bubur yang sedikit kenyal dan bertabur kaceang kedelai goreng saat masuk dalam mulut. 

Renyahnya, kenyalnya, dan pasnya takaran kaldu membuat tidak sabar untuk segera mengunyah dan kembali melahap bubur yang secara tidak sadar cepat habis disantap tanpa sisa. Kemudian, kembali lagi mangkuk ke-2 terhidang untuk kembali disantap bersama dengan sedikit tambahan sambal agar lebih pedas dari porsi sebelumnya.

DOKPRI
DOKPRI
Puas dengan segala sensasi rasa yang memenag patut diacungi 2 jempol, saat membayarpun tidak membuat kantong jebol. Jangan kaget, jika harga yang ditawarkan tidak jauh berbeda dengan harga bubur yang biasa kita temui. 

Harga sate-sate yang dihidangkan malah sama persis lho dengan sate-sate yang juga tersedia di gerobak-gerobak bubur biasa. Ah...puas sekali menyantap bubur kali itu, terlebih saya pribadi yang sangat "picky" dengan penganan bubur.

Oke, semoga temen-teman disini yang akan berlibur ke Tanjung Pasir juga sempat meraskan sensasi makan bubur di BUBUR GARUDA, begitulah warga sekitar menamai kios bubur ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun