====
Kiosnya cukup sederhana, berada di pinggir jalan, halamnnya pun hanya bisa digunakan parkir beberapa motor saja, jika ada mobil pasti diarahkan untuk parkir di kantor cabang mandiri (mitra usaha) disebelahnya oleh tukang parkir yang menjaga disitu.
Gerobak buburnya lumayan besar, jka dibanding gerobak bubur yang biasa kita jumpai sehari-hari. Meja didalam-pun meja normal layaknya warung-warung bakso dengan kursi kayu panjang, kalau dihitung-hitung, dengan 4 meja panjang tadi, bisalah muat 10-15 orang yang makan ditempat.
====
Yang jika kita mengintip ke ruang belakang, ada beberapa pegawai sedang sibuk membuat bubur dalam skala besar dan menusukkan "item-item" tadi untuk kemudian dibawa kedepan menambah stok yang sudah ada. Jadi jelas, keseluruhan penganan yang dijual disini, disiapkan sendiri, bukan di drop dari tempat lain.
Daaannn...jelas saja, ketika panci besar buur dibuka, aromanya memang berbeda dari saat pedagang bubur yang biasa kita jumpai. Aroma harum menyeruak seiring uap panas bubur bergerak menyebar tertiup angin, hal utama yang sepertinya memang menjadi "kunci" dari rasa bubur ini, karena kemudian siraman kaldu, kecap dan lainnya rasanya sama saja seperti pedagang bubur lainnya.
Ketika dihidangkan, kami yang memesan 6 mangkok bubur, di dampingi juga dengan 2 mangkok sate yang berjumlah 10 tusuk dengan variasi sate ati, ampela, telur puyuh dan usus. Untuk minuman, kami memilih minuman dengan slogan 'apapun makanannya minumnya teh botol sosro"...lho kok disebut juga nama produknya :)
Di meja sendiri, tersedia botol kecap, dan mangkuk sambal untuk pembeli jika merasa kurang, serta blek kerupuk putih dan kerupuk cokelat. Lainnya adalah kotak tissue, sedangkan untuk sendok, semua sudah disediakan bersamaan dengan mangkok bubur, jadi jika perlu penambahan atau sendok terjatuh ke lantai, kita harus minta  untuk diberikan yang baru.