Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

MRT Jakarta, Memoles Etalase Indonesia

17 Maret 2019   02:51 Diperbarui: 26 Maret 2019   09:27 1661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diawali dengan pemberian nama rangkaian kereta dengan "RATANGGA" yang berarti "KERETA PERANG" oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, warga yang diwajibkan mendaftarkan diri sebelumnya via salah satu aplikasi Bukalapak terlihat membludak. 

Pendaftaran yang dibuka 2 minggu sebelum dimulainya uji coba, tidak tertampung, entah kursi yang diberikan selama 2 minggu penuh sepanjang pukul 08.00-16.00 WIB ludes habis dengan cepat. Antusiame ini, terlihat dari ramainya postingan di media sosial mengenai berhasilnya mereka mendapatkan jatah kursi untuk uji coba, dan postingan mereka saat tengah menjajal "mainan" baru warga kedepannya.

Kami sekeluarga-pun tidak ketinggalan tentunya, terlebih anak pertama kami sejak awal Februari 2019 lalu sudah mulai mempersiapkan dirinya menjadi Youtubers, dan kesempatan menjajal MRT Jakarta ini direncanakan menjadi vlog pertamanya.

Alhamdulillah, tanggal pertama dibukanya pendaftaran yakni tanggal 5 Maret 2019 kami sudah mendapatkan "jatah" kursi tersebut, lengkap untuk 6 orang member keluarga. Rute yang kami pilih jelas dari Bundaran HI menuju Lebak Bulus karena lokasi tempat tinggal lebih dekat ke Bundaran HI dibanding ke Lebak Bulus.

Di hari H, kami sudah semangat tidak mau terlambat, terutama anak-anak yang sudah "gatal" ingin memproduksi vlog pertama mereka, sampai-sampai kami sampai di Stasiun Bundaran HI lebih cepat 20 menit dari pembukaan gerbang pukul 08.00 pagi.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Setelah diizinkan masuk dengan memperlihatkan e-ticket yang kami miliki di ponsel, kami semua ditempeli sticker sebagai tanda "kloter" penumpang uji coba. 

Warna sticker ini dibuat berbeda tergantung jam percobaan yang diikuti, untuk ujic oba pagi (Merah, 08.00-10.00 WIB), siang (Kuning, 10.00-12.00 WIB), Sore 1 (Hijau, 12.00-14.00 WIB), dan Sore 2 (Biru, 14.00-16.00 WIB). Oya, uji coba publik ini sendiri berlangsung dari tanggal 11 Maret-23 Maret 2019.

Nuansa "pembenahan" masih sangat terasa, di beberapa titik pekerja berpakaian helm proyek dan savety vest terlihat mengerjakan beberapa hal. Keseluruhan ruangan dan mesin pembelian ticket juga masih ditutupi kertas dan plastik, sedangkan petugas lainnya menyambut dengan ramah kepada semua warga yang ikut uji coba, bahkan petugas kebersihan pun tidak kalah tebar senyum dan sapanya manis sekali ini pikir saya.

Kekaguman dan keceriaan terlihat dari seluruh peserta uji coba, tidak jarang mereka terus menerus berfoto di berbagai titik di stasiun megah Bundaran HI, beberapa lainnya (sepertinya) membuat vlog juga atau bahkan ada yang melakukan live show untuk memberitakan kejadian bersejarah ini.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Interior yang tersaji di depan mata kali ini terasa "familiar" jika kita bandingkan dengan kondisi stasiun SMRT Orchard Rd Singapore, bedanya mungkin kepadatan dan mobilitas penumpangnya saja karena ini masih uji coba atau, jika ada yang pernah naik Metro di Paris, ruang pemisah antara yang sudah masuk platform dengan yang belum terlihat serupa sekali.

Setelah masuk di ruang tunggu MRT, mungkin sudah sedikit menurun "ketegangannya", karena situasi yang sama sudah kita jumpai jika kita pernah naik Skytrain di Bandara Soekarno Hatta (baca disini).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun