Yang berbeda disini tidak tersedia kol, atau tauge, yang biasanya disediakan di warung-warung bakso atau gerobakan. Bahkan daun sawi, yang merupakan jenis sayur yang biasa dimasukkan dalam mangkok saat penyajian bakso, disini tidak akan diberikan kecuali memang diminta.
Jadi, kalau mangkok bakso sudah tesaji di meja dan kita lupa meminta daun tersebut, maka pelayan akan datang kembali dengan mangkok berisi daun sawi secara terpisah.
Bakso halus, memang dirasa terlalu "halus" sampai-sampai agak berasa "ngempos", sedangkan bakso uratnya terasa halus walau teksturnya terlihat "tranjal tronjol", yang menurut saya pribadi memang agak "kurang berurat".
Bagi pecinta tetelan, gajih alias lemak juga jangan takut, jika kita memesan bakso urat, sudah pasti akan diberikan tetelan sebagai "pemanis", namun jika memilih bakso halus-pun tetap bisa minta tetelan juga kok, jangan khawatir...hahahahahaha
Bahkan bawang goreng, seledri, bawang daun, dan yang tidak kalah yakni asinan lombok kering ala cina (apa ya namanya ? yam ce atau tong cai gitu ya? lupa) masih tersedia disini, dan boleh diambil sepuasnya.
Untuk minuman pun masih seperti dulu, jus-jus buah disajikan kental demi kepuasan pelanggan. Bahkan untuk es jeruk, tersedia jeruk murni (tanpa penambahan air) selain es jeruk biasa yang ditambahkan air, yang baru-baru ini jadi trend dan sering kita jumpai di restoran-restoran terkenal.
====
Interior yang dulu sangat sederhana, sejak tahun 2000an mulai mengalami perubahan, pembenahan sana sini, sekaligus menambah jumlah kursi untuk pelanggan yang akan makan ditempat mulai diperhatikan. Toilet yang tersedia pun termsuk dalam pembanahan demi menambah kenyamanan.