Belum lagi "ibu-ibu" ini juga sibuk menggendong anaknya dalam kesehariannya berjualan di pasar, "ibu-ibu" yang kerap bersyukur dalam doanya atas apa yang sudah dicapai oleh pemerintah siapapun pemimpinnya, "ibu-ibu" yang ikut menyebarkan kebaikan kepada orang-orang disekitarnya tanpa perlu menjelekkan atau menihilkan apa yang sudah dan bisa mereka peroleh sampai saaat ini.
====
Kita harus paham, pejabat publik, timses, pemuka agama, tokoh masyarakat, selebriti, sebisa mungkin tidak melakukan kesalahan baik perkataan maupun perbuatan, karena apa yang dilakukannya dipastikana akan menjadi pemakluman bahkan yang lebih berbahaya akan dijadikan contoh sebagai pembenaran di mata publik.Â
Mereka manusia, dan tidak ada kesempurnaan juga baginya tentu. Tinggal kita sebagai manusia yang berakal yang seharusnya mampu menilai, mampu memilah dan memilih, mana yang baik mana yang buruk bagi kita pribadi, keluarga kita, dan bagi bangsa yang besar ini.Â
Terutama jika kita paham kodrat  sebagai wanita, sebagai ibu, yang menjadi ujung tombak akhlak keluarga. Jadi, siapa juaranya?
sumber 1Â
sumber 2Â
sumber 3Â
sumber 4Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H