Dari sini ini, terlihat jelas view taman berupa rumput dan "calon" pepohonan, serta kolam yang dipenuhi bungan teratai yang sedang mekar...indah sekali.
====
Kami tidak habis pikir kenapa kondisi ini dibiarkan, sedangkan bangunan tadi sangat bagus untuk lokasi duduk-duduk karena tersedia kursi beton dan posisi tangga yang lebar bisa untuk beristirahat setelah berjalan menngelilingi taman, atau gelar tiker tentunya.
Kami ingat betul ketika di depan oleh penjaga diberitahu kalau taman dibuka pukul 6 pagi dan ditutup pukul 6 sore, lalu jika kondisi "bolong" seperti ini bagaimana ?
Belum habis kami berandai-andai, tiba-tiba seekor anjing hitam berlari masuk kedalam taman secara cepat dan membuat beberapa pengunjung panik dan berteriak ketakutan, walau sang anjing tadi tidak menggonggong. Alhamdulillah, pihak kemanan cepat tanggap dan menghalau anjing tadi untuk kembali keluar area taman.
Tapi dipikir-pikir, jadi makin riskan juga soal pagar yang tidak sempurna ini, jika tadi berfikir hanya manusia, sekarang jadi bertambah dengan masuknya binatang (anjing) yang pasti kotorannya akan mengganggu pengunjung jika bertebaran plus kehigienisan lokasi untuk gelar tiker (tiker melulu mikirnya nih).
Sedangkan, menurut Kepala Dinas Kehutanan DKI Djafar Muchlisin, Taman Maju Bersama (TMB) berbeda dengan RPTRA. Jika RPTRA berisi berbagai fasilitas seperti gedung serba guna, kantin, perpustakaan, dll dan bisa digunakan warga yang perawatannya ditanggung pemda/skpd terkait, sedangkan TMB isinya memang lebih ke arah taman dengan minim bangunan sebagai tempat masyarakat berinteraksi yang pemeliharaan dan penggunannya pun ditanggung bersama oleh masyarakat.