Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mie Ayam Bakso Pendy Kemanggisan, Bakso Gaulnya Jakarta Barat

19 Februari 2019   19:35 Diperbarui: 22 Februari 2019   22:12 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa ya kira-kira kalimat pembukanya?

Hm... Gini aja deh, kira-kira sudah sekitar 15-20 tahunan saya belum pernah kesini lagi sejak jaman kuliah dulu.

Saya kenal Mie Ayam Bakso Pendy sebagai JajananPinggirJalan, karena memang lokasinya "lumayan" dekat dengan tempat saya bersekolah saat SMA dan kuliah. Tapi ya memang, karena judulnya sudah bakso "gaul", saya terhitung jarang mampir atau sengaja makan disini...ya maklum, kan saya bukan "anak gaul", hehehehehe.


====

dokpri
dokpri
Lokasi nongkrong disini, memang "mirip" dengan lokasi-lokasi nongkrong "anak gaul" seputaran Jakarta Selatan. Ada warung kaki lima yang harga terjangkau, lokasi dibawah pohon-pohon besar nan rindang, plus lokasi parkir yang cukup untuk lokasi "mejeng" (bahasa jaman now nya apa ya?) bersama kendaraan yang dibawa.

Ya, saat itu memang kebanyakan anak-anak SMA yang makan disitu lebih memilih makan di mobil atau sambil duduk diatas motor masing-masing, dibanding makan di meja yang tersedia. Selain alasan "mejeng" tadi, memang karena sempit dan repot juga kalau duduk agak ditengah....habis gimana, mejanya dibiarkan memanjang, dengan kursi berderet, jadi repot kalau mau masuk ke tengah atau keluar dari barisan jika kondisi pengunjung sedang penuh. Untuk nunggu yang diujung-ujung selesai makan kan gak mungkin juga kan? Dilema deh.

Balik ke lokasi mejeng, pokoknya, kalau jam-jam pulang sekolah sampai sore mendekati waktu Maghrib, disini selalu ramai. Makan bakso, mie ayam, dan jus-jus yang tersedia membuat lupa waktu. Tau-tau sudah habis bermangkok-mangkok dan bergelas-gelas, selama menemani ngobrol.

Memang selain suasana, harga dan rasa disini cocok di lidah dan kantong. Cucok lah buat anak-anak sekolah, apalagi yang lagi PDKT-an.

====

Warung yang menurut pemiliknya Bang Effendi (Pendy) yang kemudian namanya dipakai untuk warungnya ini, ia sudah menempati lokasi itu sejak 1986. Dimulai kecil-kecilan, hingga sekarang yang sudah membesar dan berganti warna, serta perubahan-perubahan minor lainnya, selain penambahan menu tentunya.

instagran @aninatalia74
instagran @aninatalia74
Jika saya 15 tahun lalu gerobak yang digunakan meracik menu-menu pesanan itu seperti gerobak-gerobak yang biasa kita lihat yang berkeliling dalam komplek, beberapa hari lalu ketika saya dan keluarga mampir untuk bernostalgia, gerobak yang digunakan sudah berupa gerobak besar semi permanen, dengan cat warna kuning terang.

dokpri
dokpri
Walau jumlahnya masih tetap sama 3 buah, terlihat sekali efek perubahan menu yang disajikan menjadi lebih banyak. Jika dahulu, menu hanya berupa menu seputaran mie bakso, dan makanan sejenis gado-gado, karedok dan ketoprak...kemarin saat kami mampir, sudah ada menu lain berupa ikan goreng, pepes, dll yang saat itu baru berupa tempelan kertas saja, karena menu yang tersedia memang semua yang tercantum pada spanduk, baik di luar sebagai penutup dan didalam sebagai "dinding".


====


Kami, yang memang tidak sengaja melewati Mie Ayam Bakso Pendi kemarin, memang kebetulan agak "kemalaman". Hampir semua makanan yang kami pesan sudah tidak ada, karena bahan makanan sedang dibenahi, yang masak juga sudah pulang.

Akhirnya, kami hanya memesan mie Ayam, dan Mie Bakso. Serta beberapa gelas jus Alpukat yang sejauh memori saya memang enak, ditambah Es Campur yang juga dulu menjadi favorit saya, yang sayangnya harus digantikan oleh es teh manis karena sudah tidak bisa dipesan alias habis.

dokpri
dokpri
Tidak lama menunggu, pesanan kami datang semua. Look Mie ayam biasa, dengan penyajian biasa, plus harum biasa layaknya makan di gerobakan, lumayan melemparkan saya ke memori masa SMA ketika saya kalau ke tempat ini harus "numpang" dengan teman yang membawa kendaraan, atau ketika saya ada disekitar lokasi ini menjemput adik-adik saya yang lokasi sekolahnya bisa dicapai dengan jalan kaki dari Pendy.

dokpri
dokpri
Memang tidak ada yang spesial dari Bakso ataupun Mie yang disajikan, jika dibanding 2 lokasi Warung Bakso lain di wilayah Jakarta Barat, Bakso 88 (baca disini) atau Mie Bakso Titoti (baca disini) yang cukup terkenal dan juga melegenda. Bakso yang ukurannya normal, memang cukup enak karena kenyalnya yang pas. Mie yang juga enak, terlihat bukan dibuat dari tepung "asal", begitu juga bihun, dan lainnya, but still...it's just a regular bakso we could find anywhere.

Tapi, kalau bicara minuman...Pendy jagonya. Semua jus yang disediakan akan terasa beda di lidah. Semuanya SUPER !!! Terlebih jika pesanan kita adalah Es Campur, Es Teler, Es jeruk (dan kombinasinya), atau es Kelapa (termasuk kombinasinya) yang terkenal yahud. Bisa-bisa jadi pesan berulang-ulang karena masih mau terus menikmati rasanya yang TOP.

dokpri
dokpri
Plus, disini kita punya istilah-istilah khusus dalam memesan menu yang tersedia. Misalnya GALON (Gado-gado Lontong), GANAS (Gado-gado Nasi), GAJAH (Gado-gado Ajah), Es Kelapa Jeruk (KEJER), Es Kelapa Mangga (KEMANG), Es Kelapa Nangka (KENANG). Dan yang agak bikin senyam senyum dan jadi bahan lelucon adalah yang juga sering dipesan kebanyakan pelanggan disini yakni GALON alias Gado-gado Lontong, jadi terkenal kalau anak tongkrongan Pendi itu biasa makan GALON katanya.


====


Masih seperti yang dulu, harga disini pastinya harus "bersahabat" dengan anak SMA yang sampai saat inipun menjadi pelanggan terbesar Mie Ayam Bakso Pendy yang lokasinya masih tetap di seberang Toko Kemanggisan dekat  Masjid At Taqwa komplek Pajak Kemanggisan Jakarta Barat ini, tetap tidak terlalu mahal dan juga tidak semurah jajanan yang berseliweran depan mata. Masih ringanlah di kantong.

dokpri
dokpri
Mungkin sedikit kurangnya disini sejak dulu adalah, pesanan yang tidak tercatat ini, kadang bikin sedikit emosi. Jika kita pesan lumayan banyak, seringkali ada "maslah" dalam pesanan. Kalau bukan pesanan yang salah, pasti pesanan kurang jumlahnya. Seperti kejadian kemarin saat kami mampir, pesanan kami berupa Jus Alpukat 3 gelas, hanya dikirim 1 gelas...dan ketika kami biarkan karena berpikir tangannya yang penuh, ternyata tidak lama dan kami tanyakan ulang, malah nada suara tidak enak yang kami terima, terkesan menyalahkan. Pihak Pendy mengatakan kalau kami hanya pesan 1, dan kalau kurang kenapa tidak ditanyakan dari saat diantar...Jadinya saya cuma senyam-senyum saja, ternyata ya masih seperti yang dulu kualitas pelayanannya.

So, kita ikuti saja deh Motto di spanduknya.... Makan di Pendy, GURIH, NIKMAT LEJAT. (pake "J" lho ya....)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun