Apa ya kira-kira kalimat pembukanya?
Hm... Gini aja deh, kira-kira sudah sekitar 15-20 tahunan saya belum pernah kesini lagi sejak jaman kuliah dulu.
Saya kenal Mie Ayam Bakso Pendy sebagai JajananPinggirJalan, karena memang lokasinya "lumayan" dekat dengan tempat saya bersekolah saat SMA dan kuliah. Tapi ya memang, karena judulnya sudah bakso "gaul", saya terhitung jarang mampir atau sengaja makan disini...ya maklum, kan saya bukan "anak gaul", hehehehehe.
====
Ya, saat itu memang kebanyakan anak-anak SMA yang makan disitu lebih memilih makan di mobil atau sambil duduk diatas motor masing-masing, dibanding makan di meja yang tersedia. Selain alasan "mejeng" tadi, memang karena sempit dan repot juga kalau duduk agak ditengah....habis gimana, mejanya dibiarkan memanjang, dengan kursi berderet, jadi repot kalau mau masuk ke tengah atau keluar dari barisan jika kondisi pengunjung sedang penuh. Untuk nunggu yang diujung-ujung selesai makan kan gak mungkin juga kan? Dilema deh.
Balik ke lokasi mejeng, pokoknya, kalau jam-jam pulang sekolah sampai sore mendekati waktu Maghrib, disini selalu ramai. Makan bakso, mie ayam, dan jus-jus yang tersedia membuat lupa waktu. Tau-tau sudah habis bermangkok-mangkok dan bergelas-gelas, selama menemani ngobrol.
Memang selain suasana, harga dan rasa disini cocok di lidah dan kantong. Cucok lah buat anak-anak sekolah, apalagi yang lagi PDKT-an.
====
Warung yang menurut pemiliknya Bang Effendi (Pendy) yang kemudian namanya dipakai untuk warungnya ini, ia sudah menempati lokasi itu sejak 1986. Dimulai kecil-kecilan, hingga sekarang yang sudah membesar dan berganti warna, serta perubahan-perubahan minor lainnya, selain penambahan menu tentunya.
====
Kami, yang memang tidak sengaja melewati Mie Ayam Bakso Pendi kemarin, memang kebetulan agak "kemalaman". Hampir semua makanan yang kami pesan sudah tidak ada, karena bahan makanan sedang dibenahi, yang masak juga sudah pulang.
Akhirnya, kami hanya memesan mie Ayam, dan Mie Bakso. Serta beberapa gelas jus Alpukat yang sejauh memori saya memang enak, ditambah Es Campur yang juga dulu menjadi favorit saya, yang sayangnya harus digantikan oleh es teh manis karena sudah tidak bisa dipesan alias habis.
Tapi, kalau bicara minuman...Pendy jagonya. Semua jus yang disediakan akan terasa beda di lidah. Semuanya SUPER !!! Terlebih jika pesanan kita adalah Es Campur, Es Teler, Es jeruk (dan kombinasinya), atau es Kelapa (termasuk kombinasinya) yang terkenal yahud. Bisa-bisa jadi pesan berulang-ulang karena masih mau terus menikmati rasanya yang TOP.
====
Masih seperti yang dulu, harga disini pastinya harus "bersahabat" dengan anak SMA yang sampai saat inipun menjadi pelanggan terbesar Mie Ayam Bakso Pendy yang lokasinya masih tetap di seberang Toko Kemanggisan dekat  Masjid At Taqwa komplek Pajak Kemanggisan Jakarta Barat ini, tetap tidak terlalu mahal dan juga tidak semurah jajanan yang berseliweran depan mata. Masih ringanlah di kantong.
So, kita ikuti saja deh Motto di spanduknya.... Makan di Pendy, GURIH, NIKMAT LEJAT. (pake "J" lho ya....)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H