Walau jumlahnya masih tetap sama 3 buah, terlihat sekali efek perubahan menu yang disajikan menjadi lebih banyak. Jika dahulu, menu hanya berupa menu seputaran mie bakso, dan makanan sejenis gado-gado, karedok dan ketoprak...kemarin saat kami mampir, sudah ada menu lain berupa ikan goreng, pepes, dll yang saat itu baru berupa tempelan kertas saja, karena menu yang tersedia memang semua yang tercantum pada spanduk, baik di luar sebagai penutup dan didalam sebagai "dinding".
====
Kami, yang memang tidak sengaja melewati Mie Ayam Bakso Pendi kemarin, memang kebetulan agak "kemalaman". Hampir semua makanan yang kami pesan sudah tidak ada, karena bahan makanan sedang dibenahi, yang masak juga sudah pulang.
Akhirnya, kami hanya memesan mie Ayam, dan Mie Bakso. Serta beberapa gelas jus Alpukat yang sejauh memori saya memang enak, ditambah Es Campur yang juga dulu menjadi favorit saya, yang sayangnya harus digantikan oleh es teh manis karena sudah tidak bisa dipesan alias habis.
Tidak lama menunggu, pesanan kami datang semua. Look Mie ayam biasa, dengan penyajian biasa, plus harum biasa layaknya makan di gerobakan, lumayan melemparkan saya ke memori masa SMA ketika saya kalau ke tempat ini harus "numpang" dengan teman yang membawa kendaraan, atau ketika saya ada disekitar lokasi ini menjemput adik-adik saya yang lokasi sekolahnya bisa dicapai dengan jalan kaki dari Pendy.
Memang tidak ada yang spesial dari Bakso ataupun Mie yang disajikan, jika dibanding 2 lokasi Warung Bakso lain di wilayah Jakarta Barat, Bakso 88 (
baca disini) atau Mie Bakso Titoti (baca disini) yang cukup terkenal dan juga melegenda. Bakso yang ukurannya normal, memang cukup enak karena kenyalnya yang pas. Mie yang juga enak, terlihat bukan dibuat dari tepung "asal", begitu juga bihun, dan lainnya,
but still...it's just a regular bakso we could find anywhere.Tapi, kalau bicara minuman...Pendy jagonya. Semua jus yang disediakan akan terasa beda di lidah. Semuanya SUPER !!! Terlebih jika pesanan kita adalah Es Campur, Es Teler, Es jeruk (dan kombinasinya), atau es Kelapa (termasuk kombinasinya) yang terkenal yahud. Bisa-bisa jadi pesan berulang-ulang karena masih mau terus menikmati rasanya yang TOP.
Plus, disini kita punya istilah-istilah khusus dalam memesan menu yang tersedia. Misalnya GALON (Gado-gado Lontong), GANAS (Gado-gado Nasi), GAJAH (Gado-gado Ajah), Es Kelapa Jeruk (KEJER), Es Kelapa Mangga (KEMANG), Es Kelapa Nangka (KENANG). Dan yang agak bikin senyam senyum dan jadi bahan lelucon adalah yang juga sering dipesan kebanyakan pelanggan disini yakni GALON alias Gado-gado Lontong, jadi terkenal kalau anak tongkrongan Pendi itu biasa makan GALON katanya.
====
Masih seperti yang dulu, harga disini pastinya harus "bersahabat" dengan anak SMA yang sampai saat inipun menjadi pelanggan terbesar Mie Ayam Bakso Pendy yang lokasinya masih tetap di seberang Toko Kemanggisan dekat  Masjid At Taqwa komplek Pajak Kemanggisan Jakarta Barat ini, tetap tidak terlalu mahal dan juga tidak semurah jajanan yang berseliweran depan mata. Masih ringanlah di kantong.
Mungkin sedikit kurangnya disini sejak dulu adalah, pesanan yang tidak tercatat ini, kadang bikin sedikit emosi. Jika kita pesan lumayan banyak, seringkali ada "maslah" dalam pesanan. Kalau bukan pesanan yang salah, pasti pesanan kurang jumlahnya. Seperti kejadian kemarin saat kami mampir, pesanan kami berupa Jus Alpukat 3 gelas, hanya dikirim 1 gelas...dan ketika kami biarkan karena berpikir tangannya yang penuh, ternyata tidak lama dan kami tanyakan ulang, malah nada suara tidak enak yang kami terima, terkesan menyalahkan. Pihak Pendy mengatakan kalau kami hanya pesan 1, dan kalau kurang kenapa tidak ditanyakan dari saat diantar...Jadinya saya cuma senyam-senyum saja, ternyata ya masih seperti yang dulu kualitas pelayanannya.
Lihat Foodie Selengkapnya