Tidak aneh memang, Bakso 88 ini terbilang bakso "super" di jakarta barat (atau bahkan jakarta). Pengunjungnya seakan "tidak tahu diri", jika pengunjung biasa ramai di jam-jam tertentu, misal jam makan siang atau sore hari selepas kerja dan akhir pekan...disini, hampir dikatakan tidak ada pengelompokkan jam seperti tadi. Pengunjung seperti mengalir terus tidak berjeda.
Tidak pernah rasanya melihat BAKSO 88 sepi dari pengunjung, pasti ada saja pembeli yang mampir. Untungnya, lokasi kios yang tepat di pojok petigaan jalan ini, mampu menampung parkir kendaraan baik mobil ataupun motor cukup banyak, dan ada tukang parkir khusus yang menjaga kendaraan kita saat sedang bersantap.
====
Makan di Bakso 88, seperti yang sudah saya sebut diatas...karena ini bakso kampung, ketika Anda masuk sebaiknya jangan langsung duduk, tapi pesanlah makanannya langsung ke "penunggu" gerobak makanan yang ada.
Jangan sampai Anda ngambek karena merasa tidak dilayani, karena hanya duduk diam tidak ada pelayan yang menghampiri Anda, terlebih jika kios sedang ramai-ramainya.
Walaupun memang, jika kios agak lengang, atau ada beberapa orang yang sedang tidak melakukan apa-apa, merekapun akan menghampiri dan menanyakan pesanan yang Anda mau... tapi TANPA MEREKA CATAT lho. Karena nanti, ketika kita selesai makan, dan kita harus berjalan ke kasir, kita harus menyebutkan kembali apa saja makanan dan minuman yang sudah dimakan, karena mereka tidak memiliki catatan pesanan makanan kita.
Bakso yang saat dihidangkan dibiarkan tanpa bumbu ini, memang menyediakan seluruh "perlengkapan tempur" di meja makan. Kecap manis, kecap asin, saos tomat, garam, lada, dan sambal disediakan untuk diracik sendiri oleh pelanggan sesuai selera masing-masing.
Layaknya bakso kampung, hanya tersedia bakso-bakso biasa yang seperti kita jumpai di pasaran. Mereka tidak tertarik untuk menyediakan bakso gila, bakso setan ataupun bakso iblis dan bakso yang bisa beranak pinak layaknya kios-kios bakso kekinian.