Sosok pemimpin kami, adalah sosok yang tegas dan berani walau bukan lahir dari barak militer.Â
Kami trauma dengan sosok militer, sosok yang keras, sosok yang angkuh, sosok yang merasa berkuasa, sehingga akan timbul jarak, rasa takut, dan rasa tidak nyman antara rakyat dan pemimpinnya.
Sosok pemimpin kami, adalah sosok yang tidak populis, sosok yang berani membuat keputusan yang membuat diri pemipimpin kami akan menjadi bahan hinaan lawan politik, menjadikan pemimpin kami terihat rendah dalam menegakkan kepentingan rakyatnya.
Kami trauma dengan sosok yang bertopeng, sosok yang penuh wajah manis, padahal dibelakang itu semua darah rakyat dihisap, rakyat dimanja dengan subsidi, padahal sejumlah uang negara pindah ke rekening-rekening pribadi.
Sosok pemimpin kami, adalah sosok yang rendah hati, lekat dengan rakyat, mau turun dan berdiskusi langsung untuk mendengar permasalahan real yang terjadi.
Kami trauma dengan sosok yang segalanya sudah dipersiapkan, segalanya sudah tinggal ketok palu, dan segalanya sudah tidak bisa diganggu gugat lagi.
20 tahun lalu, sosok semua harus beres itu, kami tumbangkan bersama dengan seluruh rekan kami dari seluruh kampus di tanah air. Bersama dengan ibu-ibu dan rakyat yang setia membuat dapur umum untuk kami setiap kali kami melakukan aksi unjuk rasa.
Kami trauma dengan sosok yang punya REPELITA, padahal isinya adalah sepenuhnya memakmurkan keluarga dan orang-orang disekitarnya saja.
20 tahun lalu, sosok dengan visi misi keluarga dan kerabat itu, kami tumbangkan bersama dengan seluruh rekan kami dari seluruh kampus di tanah air. Bersama dengan ibu-ibu dan rakyat yang setia membuat dapur umum untuk kami setiap kali kami melakukan aksi unjuk rasa.