Oh ya, Jalur OK OTrip sendiri belum menyeluruh, jalur trayek yang sudah tersedia saat ini adalah :
1. OK 1 dengan rute Tanjung Priok-Plumpang
2. OK 2 dengan rute Kp Melayu-Duren Sawit
3. OK 3 dengan rute Lebak Bulus-Pondok Labu
4. OK 4 dengan rute Grogol-Tubagus Angke
5. OK 5 dengan rute Semper-Rorotan
6. OK 6 dengan rute Kp Rambutan-Pondok Gede
7. OK 7 dengan rute Grogol-Tanah Abang
8. OK 8 dengan rute Roxy-Bendungan Hilir
9. OK 9 dengan rute Roxymas-Karet
10. OK 10 dengan rute Tanah Abang-Kota
11. OK 11 dengan rute Tanah Abang-Kemayoran Lama
12. OK 12 dengan rute Tanah Abang-Kebayoran Lama
13. OK 13 dengan rute Tanah Abang-Jembatan Lima
14. OK 14 dengan rute Tanah Abang-Meruya Ilir
15. OK 15 dengan rute Tanjung Priok-Bulak Turi
16. OK 16 dengan rute PGC-Condet
17. OK 17 dengan rute Terminal Senen-Terminal Pulogadung
18. OK 18 dengan rute Pasar Minggu-Manggarai
19. OK 19 dengan rute Pinang Ranti-Setu
20. OK 20 dengan rute Korosono-Cipinang Permata
21. OK 21 dengan rute Maphilindo-Dewi Sartika
22. OK 22 dengan rute Dwikora Raya-Pandjaitan
23. OK 23 dengan rute Senen-Kampung Melayu
24. OK 24 dengan rute Senen-Pulogadung
25. OK 25 dengan rute Kalisari-Pasar Rebo
26. OK 26 dengan rute Kalimalang-Rawamangun
27. OK 27 dengan rute Pulogadung-Rorotan
28. OK 28 dengan rute Pasar Rebo-Taman Wiladatika
29. OK 29 dengan rute Semper-Tanjung Priok
30. OK 30 dengan rute Meruya-Citraland
31. OK 31 dengan rute Pondok Labu-Blok M
32. OK 32 dengan rute Lebak Bulus-Petukangan Utara
33. OK 33 dengan rute Pulogadung-Kota
====
Jadi, sepertinya masih banyak PR untuk membenahi ini semua. Setelah Stiker OK OTrip yang kemudian harus dikelupas dan dibuang lalu digantikan Stiker JAK Lingko dengan promo yang SAMA PERSIS, GRATIS naik Angkot dan cukup membayar 3500-5000 rupiah jika meneruskan perjalanan dengan bus Trans Jakarta, membeli kartu baru Jak Lingko seharga 10.000 rupiah dibanding menukarkan secara gratis kartu OK OTrip (beda dengan proses penggantian kartu langganan KRL yang GRATIS ketika berubah kartu jenis baru), entah bagaimana lagi kedepannya gubernur Anies Baswedan akan berusaha mengintegrasikan keseluruhan Moda Transportasi Publik di Jakarta, yang dalam waktu dekat akan hadir MRT (Mass Rapid Transport), LRT (Light Rapid Transport), dan KRL (Commuter Line) yang sudah lebih dulu menjadi andalan, sedangkan TransJakarta saja belum "dipegang" sama sekali saat ini.
Akankah beliau menunggu "pasangan" barunya yang masih kisruh di level partai pendukung? Atau menunggu "nasib" pilpres 2019 ? Atau sebetulnya sudah ada strategi mumpuni yang disiapkan, kita sebagai warga DKI tinggal menunggu saja gebrakan fantastisnya?
Cuma waktu yang bisa menjawab. Yang penting, jangan sampai Nama baru (lagi), tapi masalah (tetap) sama kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H