Gereja Sion: Jejak Sejarah di Tengah Keramaian Jakarta
Sejarah Berdirinya Gereja Sion
Gereja Sion, Â juga dikenal sebagai "Portugese Buitenkerk," merupakan gereja tertua di Jakarta. Gereja ini dibangun pada tahun 1693 dan resmi dibuka pada 23 Oktober 1695.Â
Gereja ini berdiri sebagai saksi bisu perjalanan sejarah panjang Batavia (nama lama Jakarta) dari masa kolonial Belanda hingga era modern saat ini. Nama asli gereja ini adalah De Nieuwe Portugeesche Buitenkerk yang berarti "Gereja Portugis Baru di Luar Kota".
Pembangunan Gereja Sion
Gereja ini dibangun oleh orang-orang Portugis yang tinggal di Batavia dan telah menjadi Kristen melalui pengaruh para misionaris Belanda. Mereka adalah orang-orang yang didatangkan dari berbagai daerah seperti Maluku, Sulawesi, dan Timor. Â
Pendiriannya diprakarsai oleh Gereja Reformasi Belanda (Nederlands Hervormde Kerk) sebagai tempat ibadah bagi para Mardijkers, (yang berarti orang-orang merdeka) yaitu budak yang telah dibebaskan dan menjadi Kristen. Gereja ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan rohani mereka dan memberikan tempat ibadah yang layak bagi komunitas tersebut.
Arsitek di Balik Gereja Sion
Gereja Sion didesain oleh arsitek Belanda bernama Eewout Verhagen. Bangunan ini menunjukkan perpaduan gaya arsitektur barok dengan ciri khas bangunan kolonial Belanda. Hal ini terlihat dari struktur bangunannya yang kokoh, dinding tebal, jendela besar, dan langit-langit tinggi yang memberikan kesan megah dan anggun.
Â
Hal-Hal Menarik Tentang Gereja Sion
Arsitektur dan Interior: Gereja Sion memiliki interior yang menarik dengan kayu jati sebagai bahan utama bangku-bangkunya. Di dalam gereja, terdapat mimbar yang juga terbuat dari kayu jati yang dipahat dengan indah. Langit-langit gereja dihiasi dengan balok-balok kayu besar yang memberikan kesan megah dan kokoh.
Organ Pipa Bersejarah: Di dalam gereja terdapat sebuah organ pipa besar yang didatangkan langsung dari Eropa. Organ ini masih berfungsi dengan baik hingga saat ini dan sering digunakan dalam kebaktian gereja.
Lonceng Gereja: Salah satu daya tarik Gereja Sion adalah lonceng besar yang berada di menaranya. Lonceng ini masih berfungsi dengan baik dan sering dibunyikan pada acara-acara khusus. Lonceng ini adalah salah satu yang tertua di Jakarta dan memiliki suara yang khas.
Kondisi Asli yang Terjaga: Salah satu keunikan Gereja Sion adalah kondisi interiornya yang masih sangat terjaga dan mempertahankan elemen-elemen asli dari zaman kolonial. Meja altar, kursi jemaat, dan bahkan pintu-pintu kayunya masih asli sejak pertama kali gereja ini dibangun.
Tempat Peristirahatan Terakhir: Di halaman Gereja Sion, terdapat makam-makam tua yang merupakan tempat peristirahatan terakhir bagi beberapa tokoh penting pada masa kolonial Belanda. Makam-makam ini memberikan nuansa historis yang kuat dan menjadi bagian dari cerita panjang gereja ini.
- Pelayanan Multikultural: Sejak awal berdirinya, Gereja Sion telah melayani komunitas yang beragam. Hingga kini, gereja ini tetap terbuka untuk berbagai etnis dan denominasi, mencerminkan semangat inklusif dan toleransi yang kuat..
Lokasi Bersejarah: Gereja Sion terletak di Jalan Pangeran Jayakarta, No.1, Pinangsia, Tamansar, sebuah area yang juga kaya akan sejarah Jakarta. Lokasinya yang strategis membuat gereja ini mudah diakses dan sering dikunjungi oleh wisatawan yang tertarik dengan sejarah dan budaya.
Peran dan Kondisi Saat Ini
Hingga saat ini, Gereja Sion masih aktif digunakan sebagai tempat ibadah dan menjadi bagian penting dari komunitas Kristen di Jakarta. Gereja ini juga menjadi objek wisata sejarah yang menarik banyak pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri. Perawatan dan pelestarian gereja ini terus dilakukan untuk memastikan bahwa warisan sejarah ini tetap terjaga dengan baik.
Gereja Sion bukan hanya sebuah bangunan, tetapi juga simbol dari perjalanan panjang sejarah Jakarta dan pengaruh budaya kolonial di Indonesia. Dengan segala keunikannya, Gereja Sion terus menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa penting yang terjadi di ibu kota.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H