Mohon tunggu...
Mangunsong Rully
Mangunsong Rully Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati SosPolEkBud

Pemerhati dan Penggiat Sosial Politik Ekonomi Budaya (SosPolEkBud)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gereja Sion: Jejak Sejarah di Tengah Keramaian Jakarta

3 Juli 2024   15:03 Diperbarui: 9 Juli 2024   10:43 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bekasi.tribunnews.com

Gereja Sion: Jejak Sejarah di Tengah Keramaian Jakarta

Sejarah Berdirinya Gereja Sion

Gereja Sion,  juga dikenal sebagai "Portugese Buitenkerk," merupakan gereja tertua di Jakarta. Gereja ini dibangun pada tahun 1693 dan resmi dibuka pada 23 Oktober 1695. 

Gereja ini berdiri sebagai saksi bisu perjalanan sejarah panjang Batavia (nama lama Jakarta) dari masa kolonial Belanda hingga era modern saat ini. Nama asli gereja ini adalah De Nieuwe Portugeesche Buitenkerk yang berarti "Gereja Portugis Baru di Luar Kota".

Pembangunan Gereja Sion

Gereja ini dibangun oleh orang-orang Portugis yang tinggal di Batavia dan telah menjadi Kristen melalui pengaruh para misionaris Belanda. Mereka adalah orang-orang yang didatangkan dari berbagai daerah seperti Maluku, Sulawesi, dan Timor.  

Pendiriannya diprakarsai oleh Gereja Reformasi Belanda (Nederlands Hervormde Kerk) sebagai tempat ibadah bagi para Mardijkers, (yang berarti orang-orang merdeka) yaitu budak yang telah dibebaskan dan menjadi Kristen. Gereja ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan rohani mereka dan memberikan tempat ibadah yang layak bagi komunitas tersebut.

Arsitek di Balik Gereja Sion

Gereja Sion didesain oleh arsitek Belanda bernama Eewout Verhagen. Bangunan ini menunjukkan perpaduan gaya arsitektur barok dengan ciri khas bangunan kolonial Belanda. Hal ini terlihat dari struktur bangunannya yang kokoh, dinding tebal, jendela besar, dan langit-langit tinggi yang memberikan kesan megah dan anggun.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun