Mohon tunggu...
Ruli Mustafa
Ruli Mustafa Mohon Tunggu... wiraswasta -

THE TWINSPRIME GROUP- Founder\r\n"Jangan lihat siapa yang menyampaikan, tapi lihat apa yang disampaikannya" (Ali bin Abi Thalib ra). E-mail : hrulimustafa@gmail.com. Ph.0818172185. Cilegon Banten INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Banten Kaya dengan Kearifan Lokal

14 November 2017   08:41 Diperbarui: 14 November 2017   12:04 6908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suku Baduy Dalam merupakan suku asli Sunda Banten yang masih menjaga tradisi antimodernisasi, baik cara berpakaian maupun pola hidup lainnya. Kekayaan budaya Banten ini sekaligus juga aset yang sangat berharga bagi wilayah ini guna menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, tidak saja dari sisi komersial, melainkan juga dari pengenalan tatanan nilai-nilai pembangunan manusia melalui kearifan lokal. Di Baduy dan Kasepuhan Banten Kidul punya kearifan lokal yang sangat menarik  dalam menjaga keseimbangan alam. Di sana tidak mengenal dampak bencana yang ditimbulkan oleh musim hujan atau musim kemarau. 

Mata air masih terjaga, air sungai masih mengalir, padi masih bisa dipanen, longsor, banjir dan kekeringan tidak pernah terjadi. Itu semua dikarenakan oleh peraturan adat yang masih dipegang teguh oleh masyarakatnya. Dan peraturan adat ini ternyata lebih kuat dibanding peraturan yang dibuat oleh anggota dewan dan pemerintah. Ada pula konsep "Hutan Titipan" dan "Hutan Tutupan" yang kaya dengan filosofi kehidupan. Ada Motto  "Leuweung Hejo Rakyat Ngejo", demikian falsafah masyarakat adat Banten yang artinya jika hutannya hijau, maka rakyatnya pun sejahtera. Sampai sekarang falsafah itu masih terjaga dan bisa diterapkan di kawasan-kawasan lain sehingga bencana alam bisa diminimalkan. Inilah gambaran betapa kearifan lokal bisa dikukuhkan dan dilestarikan sebagai ikon sosial Banten untuk membina harmonisasi diantara anggota masyarakatnya, kini dan mendatang.

Kesimpulan

Kearifan lokal apabila diterjemahkan secara bebas dapat diartikan nilai-nilai budaya yang baik yang ada di dalam suatu masyarakat. Hal ini berarti, untuk mengetahui suatu kearifan lokal di suatu wilayah maka kita harus bisa memahami nilai-nilai budaya yang baik yang ada di dalam wilayah tersebut. Budaya gotong royong, saling menghormati dan tepa salira merupakan contoh kecil dari kearifan lokal. Sudah selayaknya, kita terus mencoba untuk menggali kembali nilai-nilai kearifan lokal yang ada agar tidak hilang ditelan perkembangan jaman. 

Pada masa kini kearifan lokal menjadi elemen penting bagi masyarakat Indonesia yang telah menerima otonomi daerah sebagai pilihan politik terbaik. Membangkitkan nilai-nilai daerah untuk kepentingan pembangunan menjadi sangat bermakna bagi perjuangan daerah untuk mencapai prestasi terbaik. Selama ini, urgensi penerapan kearifan lokal  di sektor-sektor pembangunan dipandang sebelah mata, karena kita hanya memandang bahwa pembangunan itu adalah hanya pembangunan fisik belaka. Kepentingan pembangunan masih bersifat sentralistik dan top down. 

Oleh karena itu, sudah saatnya propinsi Banten khusunya untuk menggali lebih banyak kearifan-kearifan lokal sebagai alat atau cara mendorong pembangunan daerah sesuai daya dukung daerah dalam menyelesaikan masalah-masalah daerahnya secara bermartabat. Diusulkan adanya pengenalan kembali , pemahaman mendalam serta pemantapan konsep konsep kearifan lokal melalui sektor-sektor pembangunan secara lebih spesifik, utamanya di sektor Pendidikan dan Kebudayaan, sektor Komunikasi dan Informasi, serta sektor Pariwisata dan ekonomi kreatif.  Setidaknya kearifan lokal di propinsi Banten ini dapat menjadikan masyarakatnya terbangun dengan basis kebersahajaan sosial dengan 6 (enam) karakter terpuji :

  • Membangun kepercayaan (trustworthiness).
  • Membangun kepatuhan dan saling menghormati (respect)
  • Membangun rasa tanggung jawab (responsibility)
  • Membangun integritas, kejujuran (fairness)
  • Membangun rasa peduli dan empati (caring)
  • Membangun rasa memiliki daerah yang kuat, sadar peraturan dan sadar hukum ( citizenship)

Dengan demikian maka akan terwujud kondisi sosial yang harmonis, dimana warga daerah Banten sebagai komunitas anak bangsa memiliki karakter yang kuat dan mumpuni dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun