Mohon tunggu...
Ruli Mustafa
Ruli Mustafa Mohon Tunggu... wiraswasta -

THE TWINSPRIME GROUP- Founder\r\n"Jangan lihat siapa yang menyampaikan, tapi lihat apa yang disampaikannya" (Ali bin Abi Thalib ra). E-mail : hrulimustafa@gmail.com. Ph.0818172185. Cilegon Banten INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Banten Kaya dengan Kearifan Lokal

14 November 2017   08:41 Diperbarui: 14 November 2017   12:04 6908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Dalam pengertian kamus, kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata: kearifan (wisdom) dan lokal (local). Dalam Kamus Inggris Indonesia John M. Echols dan Hassan Sadily, local berarti setempat, sedangkan wisdom (kearifan) sama dengan kebijaksanaan. Secara umum maka local wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Dalam konteks kedaerahan propinsi di Banten, wilayah ini dikenal kaya dengan unsur kearifan lokal, beragam entitas budaya tetap eksis sejak dahulu dan kultur masyarakatnya yang dinamis serta pro perubahan adalah salahsatu sebab aspek seni dan budaya yang ada terus berkembang.

KATA Banten sendiri ada yang menterjemahkan dari asal kata 'Katiban Inten', artinya 'Kejatuhan Intan'. Catatan sejarah tersebut terdapat dalam buku Pakem Banten yang ditulis Tb.H.Achmad. Buku itu dicetak Drukkerij Oesaha Tahun 1935. Menurut pendapat lain, nama Banten berasal dari Bantahan. Sebab masyarakat Banten dikenal sebagai masyarakat yang sering membantah perintah atau aturan yang telah ditetapkan. Senada dengan versi yang juga menyebutkan Banten berasal dari kata Bantaman (Chotibul Umam-2012), yang memiliki makna masyarakat pemberontak (pro-perubahan).  Ada juga yang mengatakan bahwa kata Banten dipengaruhi oleh sejarah kerajaan Pajajaran dan nuansa Hindu Bali. 

Dalam Bahasa Bali Banten berarti "Sesaji" Memang, versi-versi yang ada belum bisa dikatakan versi sebenarnya. Tapi versi-versi tersebut minimal memperkaya khazanah pengetahuan tentang asal-asal muasal kata Banten, sebagai salan satu modal kearifan lokal. Filosofi yang dapat kita ambil dari tonggak sejarah dan budaya ini adalah bahwa Banten kaya dengan tradisi etnik dari berbagai bangsa dan agama. 

Dengan entitas budaya, tradisi dan nilai-nilai agama itulah kearifan lokal terbentuk dengan sendirinya. Bergulir menjadi tata nilai atau norma yang berlaku turun temurun dengan kemasan yang khas sesuai dengan jamannya. Bagaimana sesungguhnya model kearifan lokal yang harus dilestarikan atau bahkan ditumbuhkembangkan, khususnya di Propinsi Banten ini ?. Setidaknya 3 (tiga) model pengenalan elemen kearifan lokal di Banten yang menarik melalui sektor-sektor pembangunan di daerah Banten khususnya, yaitu : 

Pertama, melalui sektor Pendidikan dan Kebudayaan. Di mulai sejak pendidikan usia dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak, SD hingga Perguruan tinggi hendaknya Dinas Pendidikan Nasional di wilayah ini memasukkan unsur pendidikan karakter bangsa dan humaniora  dengan konsep kearifan lokal berupa pengajaran bahasa daerah Banten (Sunda atau Jawa Banten), pemahaman entitas budaya Banten dengan memasukkan kurikulum sejarah daerah Banten, mengenal baik para pahlawannya serta para "The founding father" propinsi ini. 

Sistim mendidik yang memasukkan kearifan lokal semacam ini, yang disebut sebagai Etnopedagogi, terbukti efektif di banyak negara di Eropa dan Asia. Jepang sebagai salahsatu negara yang berhasil mempertahankan nilai-nilai tradisinya meskipun bangsanya sudah maju dan moderen. Ini sebagai hasil dari pendidikan humaniora yang baik di sekolah-sekolah. 

Ada hal menarik yang pernah dicontohkan seorang kepala daerah di Jawa Tengah, yaitu para siswa sekolah pada hari-hari tertentu diwajibkan menggunakan baju adat daerah yang bersangkutan. Ini mungkin salahsatu saja yang perlu dipertimbangkan pelaksanaannya. Pengenalan jargon atau motto kedaerahan seperti "Gemahripah loh jinawi", "Akur Sedulur JujurAdil Makmur", "Asah asih asuh" dan lain-lain juga memperkaya khazanah filosofis dalam pembangunan karakter bangsa melalui kearifan lokal.

Kedua, melalui sektor Komunikasi dan Informasi. Teknologi komunikasi sudah demikian maju dan canggih, seiring waktu bergerak lebih cepat dari yang diperkirakan semula. Teknologi internet dan multimedia telah melahirkan banyak media sosial, diantaranya bertebaran produk jejaring sosial (social network) seperti   Facebook, Twitter, Linkedin, Yahoo Messenger, BBm dan masih banyak lagi ragamnya, yang menawarkan kemudahan berinteraksi diantara anggota masyarakat. 

Dalam sebuah seloroh di media sosial mengatakan kalau dulu yang disebut dengan buta huruf itu adalah mereka yang benar-benar tak mampu baca tulis. Kini di era milenium-era internet dan multimedia, mereka yang disebut "buta huruf" adalah yang "gagap teknologi" allias gaptek atau yang tidak mengikuti perkembangan teknologi komunikasi serta infomasi secara intens. 

Oleh sebab itulah sektor ini sangat penting guna sosialisasi entitas budaya Banten, pemahaman sejarah yang benar, hingga menebarkan nilai-nilai tradisi daerah yang baik melalui jejaring sosial secara baik dan berksinambungan. Tentu saja ini bukan semata-mata tugas para aparat terkait di pemerintahan, namun tugas kita semua para pemangku kepentingan wilayah Banten dan seluruh warga Banten. Mengenalkan secara lebih dekat entitas budaya Banten niscaya akan sangat efektif mempopulerkan adat, tradisi serta keunikan kekayaan etnik, seperti kata pepatah lama " Tak kenal, maka tak sayang dan tak sayang maka tak cinta" .

Ketiga, melalui sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Banten tentu saja kaya akan daerah-daerah tujuan wisatanya, dari mulai Wisata budaya dan sejarah, wisata alam, wisata perbelanjaan hingga wisata kulinernya yang banyak sekali. Kearifan lokal sebenarnya telah otomatis menempel pada sektor ini. Kekhasan budaya Banten telah dikenal selama bertahun-tahun sampai ke mancanegara. Kesenian Debus misalnya, telah lama mendunia sebagai wisata seni budaya. Di Provinsi Banten juga terdapat Suku Baduy. 

Suku Baduy Dalam merupakan suku asli Sunda Banten yang masih menjaga tradisi antimodernisasi, baik cara berpakaian maupun pola hidup lainnya. Kekayaan budaya Banten ini sekaligus juga aset yang sangat berharga bagi wilayah ini guna menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, tidak saja dari sisi komersial, melainkan juga dari pengenalan tatanan nilai-nilai pembangunan manusia melalui kearifan lokal. Di Baduy dan Kasepuhan Banten Kidul punya kearifan lokal yang sangat menarik  dalam menjaga keseimbangan alam. Di sana tidak mengenal dampak bencana yang ditimbulkan oleh musim hujan atau musim kemarau. 

Mata air masih terjaga, air sungai masih mengalir, padi masih bisa dipanen, longsor, banjir dan kekeringan tidak pernah terjadi. Itu semua dikarenakan oleh peraturan adat yang masih dipegang teguh oleh masyarakatnya. Dan peraturan adat ini ternyata lebih kuat dibanding peraturan yang dibuat oleh anggota dewan dan pemerintah. Ada pula konsep "Hutan Titipan" dan "Hutan Tutupan" yang kaya dengan filosofi kehidupan. Ada Motto  "Leuweung Hejo Rakyat Ngejo", demikian falsafah masyarakat adat Banten yang artinya jika hutannya hijau, maka rakyatnya pun sejahtera. Sampai sekarang falsafah itu masih terjaga dan bisa diterapkan di kawasan-kawasan lain sehingga bencana alam bisa diminimalkan. Inilah gambaran betapa kearifan lokal bisa dikukuhkan dan dilestarikan sebagai ikon sosial Banten untuk membina harmonisasi diantara anggota masyarakatnya, kini dan mendatang.

Kesimpulan

Kearifan lokal apabila diterjemahkan secara bebas dapat diartikan nilai-nilai budaya yang baik yang ada di dalam suatu masyarakat. Hal ini berarti, untuk mengetahui suatu kearifan lokal di suatu wilayah maka kita harus bisa memahami nilai-nilai budaya yang baik yang ada di dalam wilayah tersebut. Budaya gotong royong, saling menghormati dan tepa salira merupakan contoh kecil dari kearifan lokal. Sudah selayaknya, kita terus mencoba untuk menggali kembali nilai-nilai kearifan lokal yang ada agar tidak hilang ditelan perkembangan jaman. 

Pada masa kini kearifan lokal menjadi elemen penting bagi masyarakat Indonesia yang telah menerima otonomi daerah sebagai pilihan politik terbaik. Membangkitkan nilai-nilai daerah untuk kepentingan pembangunan menjadi sangat bermakna bagi perjuangan daerah untuk mencapai prestasi terbaik. Selama ini, urgensi penerapan kearifan lokal  di sektor-sektor pembangunan dipandang sebelah mata, karena kita hanya memandang bahwa pembangunan itu adalah hanya pembangunan fisik belaka. Kepentingan pembangunan masih bersifat sentralistik dan top down. 

Oleh karena itu, sudah saatnya propinsi Banten khusunya untuk menggali lebih banyak kearifan-kearifan lokal sebagai alat atau cara mendorong pembangunan daerah sesuai daya dukung daerah dalam menyelesaikan masalah-masalah daerahnya secara bermartabat. Diusulkan adanya pengenalan kembali , pemahaman mendalam serta pemantapan konsep konsep kearifan lokal melalui sektor-sektor pembangunan secara lebih spesifik, utamanya di sektor Pendidikan dan Kebudayaan, sektor Komunikasi dan Informasi, serta sektor Pariwisata dan ekonomi kreatif.  Setidaknya kearifan lokal di propinsi Banten ini dapat menjadikan masyarakatnya terbangun dengan basis kebersahajaan sosial dengan 6 (enam) karakter terpuji :

  • Membangun kepercayaan (trustworthiness).
  • Membangun kepatuhan dan saling menghormati (respect)
  • Membangun rasa tanggung jawab (responsibility)
  • Membangun integritas, kejujuran (fairness)
  • Membangun rasa peduli dan empati (caring)
  • Membangun rasa memiliki daerah yang kuat, sadar peraturan dan sadar hukum ( citizenship)

Dengan demikian maka akan terwujud kondisi sosial yang harmonis, dimana warga daerah Banten sebagai komunitas anak bangsa memiliki karakter yang kuat dan mumpuni dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun