Mohon tunggu...
Ruli Hendrawan Saputra
Ruli Hendrawan Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pemanfaatan Kotoran Kambing untuk Pertanian Berkelanjutan: GEMPAR dan BERKAH, Inovasi Mahasiswa KKN BBK 5 UNAIR di Desa Winong

24 Januari 2025   10:30 Diperbarui: 24 Januari 2025   10:02 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Winong, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun, menjadi saksi dari sebuah langkah inovatif yang membawa dampak signifikan bagi lingkungan dan masyarakat setempat. Mahasiswa KKN BBK 5 Universitas Airlangga (UNAIR) menginisiasi program bertajuk GEMPAR (Gerakan Membuat Pupuk Organik Ramah Lingkungan) dan BERKAH (Berkebun untuk Kehidupan dan Alam Hijau). Program ini fokus pada pengelolaan kotoran kambing sebagai bahan baku pupuk organik dan pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk budidaya cabai dan tomat.

GEMPAR: Fermentasi Kotoran Kambing Menjadi Pupuk Organik Berkualitas

Foto Pengolahan Pupuk
Foto Pengolahan Pupuk

Kotoran kambing yang seringkali dianggap sebagai limbah kini disulap menjadi pupuk organik berkualitas tinggi. Proses pengolahannya menggunakan teknologi sederhana, yaitu fermentasi dengan bahan tambahan seperti EM4 dan molase. Selain ramah lingkungan, pupuk ini memberikan nutrisi lengkap untuk tanaman dan memperbaiki struktur tanah.

Tahapan Pembuatan Pupuk Organik:

1. Persiapan Bahan

  • Kotoran kambing: 1 ember. 
  • EM4: 1 tutup botol untuk setiap liter air.  
  • Molase: Setengah tutup botol untuk setiap liter air.  
  • Air bersih: 1 liter untuk melarutkan EM4 dan molase.

2. Pembuatan Larutan Fermentasi

  • Campurkan 1 tutup botol EM4 dan setengah tutup botol molase ke dalam 1 liter air bersih. Aduk hingga larut merata.

3. Proses Fermentasi

  • Siram larutan fermentasi ke tumpukan kotoran kambing secara merata.  
  • Aduk campuran hingga homogen, lalu tutup dengan plastik untuk menjaga kelembaban.  
  • Biarkan selama 2 minggu, dengan pengadukan setiap 3 hari untuk memastikan proses dekomposisi berjalan sempurna.

4. Hasil Akhir

  • Setelah 2 minggu, pupuk organik siap digunakan. Ciri-cirinya adalah tekstur halus, warna gelap, dan tidak memiliki bau menyengat.

BERKAH: Berkebun di Pekarangan Rumah untuk Ketahanan Pangan

Foto Pembagian Bibit Tanaman
Foto Pembagian Bibit Tanaman

Melalui program BERKAH, bibit cabai dan tomat ditanam menggunakan tanah biasa yang kemudian dipupuk dengan hasil fermentasi GEMPAR. Bibit yang tumbuh sehat kemudian dibagikan kepada masyarakat untuk ditanam di pekarangan rumah mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun