Di hamparan waktu yang terikat dalam penantian
Aku menunggu kehadiranmu dari jauh yang merantai
Cinta  terasa menggelayut
Menanti engkau, kekasih yang berada di negeri seberang
Dalam setiap butir hujan yang turun
Aku merasakan getaran rindu yang gemuruh
Dalam setiap hembusan angin yang lembut berhembus
Kupercaya ia membawa bisikan kasihmu.
Rindu menjelma menjadi hamparan cinta yang abadi
Tersurat di tiap rintik hujan yang menari-nari
Setiap senja yang meredup, hati ini berharap
Engkau datang membawa gejolak asmara
Kucoba menatap langit yang tak pernah berubah
Menemukan rahasia dalam bintang-bintang yang bersinar
Setiap cahaya yang redup mengingatkan padamu
Bahwa kita bersatu dalam cinta yang tiada terpisah.
Mungkin jarak memisahkan kita dalam tubuh
Namun dalam jiwa, cinta kita takkan terkikis
Dalam setiap detik yang berlalu tanpa hadirmu
Hanya ada keyakinan bahwa cinta ini tak pernah padam.
Akulah sang penunggu, menanti dalam sabar yang tak tergoyahkan
Memercikkan cinta dalam setiap detik yang terlewatkan.
Takkan ku lupa senyum simpul penuh makna
dalam setiap hembusan napasku, namamu terucap.
Kepada sang kekasih yang jauh di sana
Aku menunggu dengan hati yang takkan berpaling
Biarkan waktu menjadi saksi cinta yang tumbuh
Hingga akhirnya kau datang, menghampiri dalam pelukan yang hangat.
Penantian ini adalah perjalanan kita menuju kebahagiaan
Dalam cerita cinta yang takkan pernah usai
Hingga akhirnya kita bersatu, tak terpisahkan
Di bawah langit yang menyaksikan perjalanan cinta ini
Aku menunggu dengan penuh keyakinan dan harapan.
Hingga saat kita bertemu
tangan kita menggenggam erat selamanya.
Rembang, 12 Juli 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H