Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu Akbar
Bulan Dzulhijjah, tiba waktu yang agung
Di padang pasir, di tanah suci Mina
Singgah di Padang Arafah  sejak matahari tergelincir bermalam hingga terbit fajar di hari Nahar
Jiwa-jiwa spiritual memancar sinar keikhlasan
Berpasrah diri mohon ampunan atas segala dosa
menemui sang Kholik Yang Maha Agung
teringat  cinta Ibrahim terhadap putranya
Ismail adalah harta berharga
Allah memintanya mengorbankan putra tercinta
Menguji kesetiaan dan pengorbanan
Namun tak terelakkan, takdir berbeda menerangi
Domba menggantikan, sebagai tanda ketulusan.
Daging hewan kurban berlimpah
Tanda persaudaraan, kasih yang terpancar
Hati yang lapang, berbagi dengan segenap cinta
Mengisi meja mereka yang tak seberuntung
Di setiap langkah, makna tersirat dalam perbuatan
Ketundukan, ketaqwaan, dan pengampunan
Menyatu dalam nafas ibadah yang sejati
Idul Adha, pintu rekonsiliasi hati
Merajut kembali benang persatuan dan kedamaian.
Memaafkan, memaafkan, suara itu bergema
Sebab dalam pengampunan, tercipta kehidupan yang bercahaya.
Di hari ini, alam dan ciptaan bersorak
Memuji kebesaran Sang Pencipta yang Maha Pengasih
Idul Adha, pesan suci yang terukir dalam detak
Mengajak umat, teguh berjalan di jalan-Nya.
Dalam jejak Ibrahim, kita berdiri tegak
Menyusuri makna Idul Adha, setapak demi setapak
Di dalam hati, harapan terukir jelas
semooga kita kembali suci dalam keridlaan Allah yang tiada terhingga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H