Mohon tunggu...
RUH Saputra
RUH Saputra Mohon Tunggu... Insinyur - Bisnis

Sama dengan di atas

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Demi Kuda Perang Berlari Kencang yang Mengeluarkan Api

5 Agustus 2024   18:01 Diperbarui: 5 Agustus 2024   18:02 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cara kedua Allah adalah dengan mewujudkan atau menampakkan apa yang ada dalam dada manusia (ayat 10). Bagaimana ayat ini ditafsirkan? Tafsirnya, Allah akan membuat sesuatu "dari tidak ada menjadi ada".

Apakah sejarah pernah mencatat ini? Ya, setidaknya ada 2 yakni pada apa yang dilakukan Siti Mariam (Bunda Maria) dan Nabi Isa (Yesus Kristus).

Siti Mariam adalah wanita suci yang selalu berada di Mihrab, namun baginya selalu ada makanan lezat yang tidak diketahui darimana asalnya. Al Quran menyebutnya beliau mendapatkan rezeki bi gairi hisab (Quran_Al Baqarah ayat 211).

Apa yang dialami Siti Mariam adalah kejadian dari tidak ada menjadi ada.

Mengenyangkan hanya dengan 5 roti dan 2 ikan untuk murid-muridnya dan sekira 5000 orang laki-laki yang dilakukan Yesus Kristus (Injil_Matius 14:19-21) adalah contoh lain dari terciptanya sesuatu dari tidak ada menjadi ada.

Walapun zaman dan pelakunya berbeda, sejarah pasti berulang. Untuk merealisasikan sumpahnya, Allah pasti akan menghadirkan manusia lain yang memiliki kemampuan di atas. Mampu membuat sesuatu dari tidak ada menjadi ada.

Siapakah manusia tersebut? Kalau anda percaya akan datangnya Imam Mahdi atau Satrio Piningit maka ini adalah salah satu kriteria yang harus dimilikinya.

Masalah yang dibuat oleh Allah, hanya bisa diselesaikan oleh Allah sendiri. Dan karena berada di alam manusia, maka untuk menyelesaikannya Allah harus berwujud manusia. Untuk itulah Dia harus menyatu dengan diri manusia yang dipilihnya. Dia harus menyatu secara utuh dengan diri manusia itu dimana tidak ada jarak dan batas antara kedua sehingga kuasa Allah ada pada dirinya.

Manusianya sendiri disebut telah manunggaling kawula gusti.

Karena sudah menyatu dengan Tuhannya, tidak sulit bagi manusia ini membuat sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Siti Mariam dan Yesus Kristus.

Selama kecintaan terhadap uang masih melekat kuat, tidak mungkin banyak permasalahan yang terjadi saat ini dapat diselesaikan. Ingatlah, kecintaan akan uang adalah akar dari kejahatan yang terjadi (Injil_Timotius 6:10).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun