Mohon tunggu...
RUH Saputra
RUH Saputra Mohon Tunggu... Insinyur - Bisnis

Sama dengan di atas

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Demi Kuda Perang Berlari Kencang yang Mengeluarkan Api

5 Agustus 2024   18:01 Diperbarui: 5 Agustus 2024   18:02 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Di dalam Al Quran terdapat beberapa surat yang merupakan sumpah dari Allah SWT, yang akan berlaku sesuai apa yang menjadi dasar dari sumpah tersebut.

"Demi masa" (QS. Al Ashr) adalah sumpah yang berlaku sepanjang masa atau sepanjang waktu, karena dasar sumpahnya masa atau waktu. "Demi matahari..." (QS. Asy-Syams) adalah sumpah yang berlaku selama masih ada matahari. Jadi ketika matahari sudah tidak ada maka sumpah itu tidak lagi berlaku.

Bagaimana dengan surat Al Adiyat, yang diawali dengan sumpah, demi kuda perang yang berlari kencang yang mengeluarkan api...? Bagaimana sumpah ini berlaku? Sesuatu yang menarik untuk ditafsirkan.

Apakah pada masa Rasul Muhammad SAW sudah ada kuda perang yang mengeluarkan api? Dipastikan belum. Sampai sebelum Perang Dunia I, tidak pernah ada senjata yang pada saat dia berlari kencang dia pun mengeluarkan api.

Meriam memang mengeluarkan api tetapi dia bukan kuda perang yang dimaksud dalam surat ini karena ketika dinyalakan dia berada dalam posisi diam.

Jadi kuda perang yang dimaksud dalam surat Al Adiyat harusnya adalah tank meriam atau tank tempur, yang waktu penemuannya terjadi antara Perang Dunia I dan II. Dengan kata lain, sumpah dalam surat ini belaku setelah ditemukannya tank meriam (untuk selanjutnya penulis akan sebut tank saja).

Bagaimana isi sumpahnya? Menurut penulis, berdasarkan ayat ke-7 sampai ke-9, Allah telah bersumpah bahwa setelah ditemukannya tank, permasalahan-permasalahan yang terjadi antar insan baik dalam satu komunitas atau antar komunitas (negara), semuanya berakar atau berujung pada harta atau uang.

Karena apa? Setelah penemuan tank, Allah telah membuat kecintaan insan terhadap harta atau uang menjadi sangat luar biasa, sangat berlebihan, jauh dibanding sebelum ditemukannya tank.

Tidak sedikit masalah-masalah atau konflik-konflik yang terjadi, yang awalnya kita anggap sebagai persoalan keyakinan, agama, penegakan kebenaran atau kecintaan kepada negara, ternyata ujung-ujungnya uang.

Pada ayat 7 dan 8 tersirat dengan tegas bahwa insan melakukan perbuatan apapun untuk mendapatkan uang dimana kalaupun mereka menyaksikan atau tahu dengan pasti bahwa yang mereka lakukan melanggar atau mengingkari aturan, mereka tidak peduli. Memang Allah telah membuat para insan sangat mencintai uang, bahkan secara berlebihan (ayat 9).

Rasanya kita semua pasti sepakat bahwa sumpah tersebut saat ini sedang terjadi.

Ketika ada istilah anda punya uang, anda punya kuasa; anda tidak perlu bicara, biarlah uang yang bicara (money talk); atau ujung-ujungnya duit (UUD) maka ini adalah suatu keniscayaan. Dan ini terjadi di seluruh dunia, tidak hanya di Indonesia.

Kita tidak perlu marah dengan kondisi ini, bahkan harusnya semakin yakin bahwa semua ini terjadi karena Allah sedang memenuhi atau merealisasikan sumpahnya. Ingatlah, segala sesuatu hanya akan terjadi ketika Dia izinkan itu terjadi.

Kita pun tidak memiliki kewajiban untuk merubah kondisi ini karena itu berarti kita sedang melawan sumpah Allah itu sendiri. Karena kalau ini dilakukan, saya pastikan siapapun dia, pasti hancur.

Pada pengadilan akhir nanti, kalau pun anda merasa negara anda tidak sedang baik-baik saja ketika anda hidup, anda tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang urusan negara, ketika anda bukan seorang presiden.

Yang pasti, yang dimintakan pertanggungjawaban kepada anda adalah bagaimana menjaga atau memelihara diri dan keluarga anda. Karena itu perintah-Nya.

Dengan kata lain, pada kondisi sekarang ini, jangan kita bertindak gegabah bahkan "sok pahlawan" untuk merubah keadaan dimana itu sampai merugikan atau membahayakan diri dan keluarga anda.

Ketika Allah yang membuat semua ini terjadi maka Dia juga yang akan membuat semua ini tidak terjadi. Itulah prinsipnya.

Bagaimana Allah membuat semua ini tidak terjadi? Jawabannya ada pada ayat ke-9 dan ke-10 surat ini, dimana Dia melakukannya dengan 2 cara.

Pada ayat ke-9 adalah cara pertama yang akan dilakukan Allah. Bahwa Dia akan memberitahukan manusia adanya barang-barang tambang yang sebelumnya tertanam dalam bumi tanpa diketahui. Jadi seolah-olah barang-barang tambang itu "bangkit dalam kubur" karena selanjutnya manusia dapat menggali atau mengeksploitasinya.

Oleh karena itu tidak aneh, di seluruh dunia saat ini banyak ditemukan lokasi-lokasi tambang baru yang sebelumnya tidak ditemukan. Yang penulis tahu, fenomena ini banyak terjadi di Afrika dan Indonesia. Ditemukannya lokasi baru cadangan minyak yang sangat besar di Aceh adalah salah satu contohnya.

Penulis merasa, cara pertama dari Allah untuk mengatasi masalah harta sedang terjadi saat ini.

Cara kedua Allah adalah dengan mewujudkan atau menampakkan apa yang ada dalam dada manusia (ayat 10). Bagaimana ayat ini ditafsirkan? Tafsirnya, Allah akan membuat sesuatu "dari tidak ada menjadi ada".

Apakah sejarah pernah mencatat ini? Ya, setidaknya ada 2 yakni pada apa yang dilakukan Siti Mariam (Bunda Maria) dan Nabi Isa (Yesus Kristus).

Siti Mariam adalah wanita suci yang selalu berada di Mihrab, namun baginya selalu ada makanan lezat yang tidak diketahui darimana asalnya. Al Quran menyebutnya beliau mendapatkan rezeki bi gairi hisab (Quran_Al Baqarah ayat 211).

Apa yang dialami Siti Mariam adalah kejadian dari tidak ada menjadi ada.

Mengenyangkan hanya dengan 5 roti dan 2 ikan untuk murid-muridnya dan sekira 5000 orang laki-laki yang dilakukan Yesus Kristus (Injil_Matius 14:19-21) adalah contoh lain dari terciptanya sesuatu dari tidak ada menjadi ada.

Walapun zaman dan pelakunya berbeda, sejarah pasti berulang. Untuk merealisasikan sumpahnya, Allah pasti akan menghadirkan manusia lain yang memiliki kemampuan di atas. Mampu membuat sesuatu dari tidak ada menjadi ada.

Siapakah manusia tersebut? Kalau anda percaya akan datangnya Imam Mahdi atau Satrio Piningit maka ini adalah salah satu kriteria yang harus dimilikinya.

Masalah yang dibuat oleh Allah, hanya bisa diselesaikan oleh Allah sendiri. Dan karena berada di alam manusia, maka untuk menyelesaikannya Allah harus berwujud manusia. Untuk itulah Dia harus menyatu dengan diri manusia yang dipilihnya. Dia harus menyatu secara utuh dengan diri manusia itu dimana tidak ada jarak dan batas antara kedua sehingga kuasa Allah ada pada dirinya.

Manusianya sendiri disebut telah manunggaling kawula gusti.

Karena sudah menyatu dengan Tuhannya, tidak sulit bagi manusia ini membuat sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Siti Mariam dan Yesus Kristus.

Selama kecintaan terhadap uang masih melekat kuat, tidak mungkin banyak permasalahan yang terjadi saat ini dapat diselesaikan. Ingatlah, kecintaan akan uang adalah akar dari kejahatan yang terjadi (Injil_Timotius 6:10).

Oleh karena tugas utama kita saat ini hanya satu, menjaga atau memelihara diri dan keluarga kita dari sisa api neraka (Quran_At Tahrim ayat 6), baik neraka dunia maupun neraka akhirat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun