Apabila dianalisis, ketika masanya (m) berkurang dan jari-jarinya (R) tetap, sementara kecepatan rotasinya (w) tetap maka pasti hanya ada satu penyebabnya, yakni ada aktivitas manusia di bumi ini yang dilakukan secara terus menerus yang menyebabkan energi gerak rotasi yang seharusnya digunakan untuk memutar bumi, terbuang percuma. Â Jadi energi tersebut tidak digunakan untuk memutar bumi.
Dengan analisis ini, saya yakin bahwa aktivitas yang dimaksud adalah tawaf mengelilingi Ka’bah.  Tawaf adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus. yang secara ilmiah mengikuti kaidah tangan kanan menggenggam untuk masalah arus dan energi dalam medan magnet.  Dengan arah putaran tawaf yang searah jari menggenggam, dapat dipastikan Ka’bah sebagai pusat putaran akan memancarkan energi ke arah atas.Â
Yang menjadi masalah, pancaran energi apakah itu? Â Itulah energi gerak rotasi bumi yang seharusnya digunakan untuk memutar bumi menjadi terbuang keluar. Â Akibat energi yang terbuang inilah walaupun besarnya energi gerak rotasi tetap, namun energi sesungguhnya yang digunakan untuk memutar bumi menjadi berkurang sesuai yang dibutuhkan agar rotasi tersebut stabil.
Disamping tawaf, ada aktivitas lain yang berperan dalam memberikan energi tambahan pada proses tawaf.  Aktivitas tersebut telah diperintahkan kepada Nabi Muhammad SAW.  Aktivitas dimaksud adalah solat yang dihadapkan atau ditujukan ke arah kiblat (Ka’bah).
Ketika seseorang solat dan diniatkan ke arah kiblat maka energi solat tersebut akan bergerak ke Ka’bah dengan kecepatan 300.000 km/detik dan selanjutnya menyatu dengan energi putaran tawaf.  Inilah energi tambahan yang membuat energi putaran tawaf menjadi lebih besar sehingga keluarnya atau memancarnya energi gerak rotasi lebih mudah terjadi.
Mengapa Allah harus memberikan energi tambahan melalui solat ini? Â Saya menduga mengingat manusia yang tawaf tidak terlalu banyak (walaupun dalam kondisi normal) maka kemungkinan besar energi yang dihasilkannya tidak cukup kuat untuk membuat energi gerak rotasi tertarik keluar.
Kalau hanya untuk menghadap Allah atau berdoa kepada-Nya, tidak perlu Allah memerintahkan solat manusia menghadap kiblat. Â Bukankah Allah sangat dekat, bahkan lebih dekat dari urat leher manusia.
Sangat jelas bagi kita, aktivitas tawaf dan solat yang diniatkan ke arah kiblat adalah satu paket kegiatan dari Allah untuk menjaga agar kehidupan di atas bumi tetap ada. Â Mengapa demikian? Â Karena bila tidak ada tawaf dan solat, tidak ada energi gerak rotasi yang dibuang. Â Akibatnya seluruh energi ini akan digunakan untuk memutar bumi. Â Dengan demikian kecepatan rotasi bumi pasti akan meningkat.
Ketika kecepatan rotasi bumi meningkat maka ada beberapa konsekuensi yang pasti terjadi. Â Pertama, peningkatan pergerakan lempeng bumi sehingga akan banyak terjadi gempa dan pergerakan tanah permukaan. Â
Kedua, akibat peningkatan gaya sentrifugal maka gunung berapi akan banyak yang meletus karena desakan lava ke arah luar bumi. Â Ketiga, akibat gaya yang sama, air laut akan banyak yang tumpah ke daratan, dan keempat akan banyak terjadi tornado atau angin puting beliung.
Itulah sebabnya saya sangat setuju ketika dinyatakan bahwa kalau sudah tidak ada lagi yang tawaf maka dunia akan kiamat. Â Wajar saja, kalau keempat hal di atas terjadi secara terus menerus, dapat dipastikan kehidupan manusia dan banyak mahluk lain di atas bumi akan punah.