Mohon tunggu...
Ruhi Adilah
Ruhi Adilah Mohon Tunggu... Desainer - Hallo!! Selamat datang di halaman Kompasiana ku.

Jika aku tak bisa berkata, maka izinkanlah aku untuk menulis Temukan saya di Instagram @ruhifna__

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bahagia Itu Kita yang Menciptakan

7 Mei 2020   07:25 Diperbarui: 7 Mei 2020   07:33 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahagia itu tidak bisa didapatkan, tapi kamu bisa menciptakan kebahagiaan. Bahagia itu adalah pilihan. Setiap manusia pasti mempunyai cara sendiri untuk menciptakan kebahagiaannya. Lantas pernahkah terpikir oleh kalian untuk membahagiakan orang lain? Ya! Kalian pasti pernah merasa ingin membahagiakan orang lain dengan cara yang kalian rancang sendiri.

Tapi apakah kalian pernah tahu orang itu benar-benar bahagia atau tidak?

Mungkin kalian melihatnya seperti bahagia, tapi kalian tidak tahu apakah kebahagiaan yang kalian lihat dalam diri orang itu benar-benar bahagia yang sebenarnya atau hanya sekedar bahagia untuk menutupi luka.

Perihal kebahagiaan, sejatinya hanya diri kita masing-masing yang tahu. Seperti halnya diriku, aku pernah menangis, hampa, hancur, serasa teriris hingga menyebabkan luka, apalagi perihal kehidupan.

Aku pernah berharap pada pagi yang akan pergi, berharap pagi dapat mengembalikan kepingan-kepingan hati. Aku pernah berharap pada mentari yang meninggi, berharap mentari dapat mengembalikan semburat tipis di bibirku. Entahlah, terkadang aku mulai menyerah seakan-akan diri ini tak mampu lagi mengukir perasaan yang indah. 

Tak mampu lagi menjumpai kebahagiaan. Hingga hanya bisa memakan hari, menghabiskan malam dan bertanya pada waktu walau tak pernah sekalipun menjawab asaku. Lantas bisakah waktu yang berganti membawakan apa yang aku mau. Aku sudah berusaha menciptakan agar mendapatkan selembar kebahagiaan. 

Hal itu terus aku lakukan, walaupun tak sepenuhnya kepingan hati tertata rapi kembali, pun dengan senyuman yang kan terus dipertahankan, hingga pada akhirnya aku menemukan jawaban sebenarnya. 

Jawaban agar aku dapat menciptakan kebahagiaan yang sesungguhnya. Iya! Kesabaran dan ketulusan dari hati lah yang mampu membantu diri ini menciptakan kebahagiaan. Walau terlalu banyak luka yang datang silih berganti, tapi jika kita sudah berusaha menciptakan kebahagiaan dengan kesabaran dan ketulusan, maka luka yang datang akan tidak terasa dengan sendirinya.

Berbicara mengenai kebahagiaan, mungkin kalian juga pernah mengalami kondisi seperti ini :

Terlalu banyak keinginan hingga tak bahagia, sehingga tidak fokus berproses mencapai satu keinginan, tidak benar-benar memahami apa yang sebenarnya yang lebih dibutuhkan. Keinginan yang berlebihan adalah nafsu yang dapat mencelakakan dan menimbulkan penyesalan.

Selalu melihat keatas hingga tak bahagia, terlalu sering membandingkan diri dengan orang yang lebih tinggi, sehingga selalu merasa kurang dan merasa tidak adil.

Terlalu mencintai kesempurnaan-bukan keutuhan hingga tak bahagia, sehingga sulit menerima kekurangan diri dan orang lain, tidak siap menerima perubahan sesuatu yang kita anggap sempurna, dan selalu ingin mempertahankan kesempurnaan itu.

Pada dasarnya, semua hal yang membuat kita tidak bahagia sebenarnya bersumber dari diri kita masing-masing. Dominasi persepsi dan cara pandang yang keliru seringkali menguasai diri daripada kata hati. 

Seperti pernyataan yang saya tulis sebelumnya, bahwa kamu bisa menciptakan kebahagiaan dengan kesabaran dan ketulusan hati. Mensyukuri atas apa yang telah diberi, dan sabar menerima segala sesuatu yang terjadi.

Kesabaran dan ketulusan akan melahirkan bahagia di hati kita. Sabar menghadapi ketidaksesuaian antara keinginan dengan kenyataan dan mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan merupakan strategi untuk mengubah kegelisahan menjadi ketenangan, mengambil hikmah dari setiap musibah, mereduksi kesedihan menjadi kebahagiaan, mengevaluasi dan memperbaiki kesalahan, serta merevolusikan hati menjadi lebih indah.

Kesabarab, ketulusan dan rasa syukur akan menimbulkan keajaiban berupa tumbuhnya perasaan-perasaan positif yang dapat menentramkan hati seperti kejujuran, keterbukaan hati dan pikiran, kerelaan untuk memeberi dan berbagi, pemahaman atas jati diri dan kesadaran untuk memiliki tujuan hidup, sehingga dapat merasakan nikmatnya hidup. 

Sifat hati seperti itulah yang dapat membantu menciptakan kebahagaiaan. Oleh sebab itu, mulailah saat ini untuk berubah menyadarkan diri, memahami hati, membuka pikiran dan menciptakan kebahagiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun