Perpindahan khalayak ini memunculkan sebuah wajah baru jurnalisme, yaitu jurnalisme online. Perilaku khalayak dan karakteristik medium/medianya memiliki hubungan yang timbal balik. Pengelola media (media di dalam sebuah medium) dapat membuat khalayaknya aktif maupun pasif. Semua tergantung pada "percikan" yang dibuat oleh media itu. Jika media massa terkesan pasif, dalam medium yang baru ini, media ingin membuat sebuah interaksi baru dengan khalayak agar memiliki sifat aktif.
Internet yang membawa jurnalisme multimedia (teks, gambar, video, audio) menyediakan sebuah ruang aktif interaktif antara media sebagai produsen dan khalayak sebagai konsumen. Jurrnalis kini dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih untuk menciptakan jurnalisme multimedia yang lebih berkualitas. Skill memproduksi media berupa gambar, video, audio, dan teks menjadi salah satu modal utama untuk berproduksi dalam jurnalisme multimedia dan kedepannya.
Jurnalisme hanya akan mampu bertahan dan tetap eksis jika jurnalisme mampu untuk beradaptasi dan responsif dengan perubahan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H