Jurnalisme bukan subjek yang statis, namun dinamis. Jurnalisme merupakan sebuah kegiatan yang mengalami perubahan. Faktor perubahan jurnalisme dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, seperti kemunculan internet. Internet yang mempercepat arus komunikasi dan informasi, sehingga mempengaruhi proses produksi dan konsumsi jurnalisme.
Bagaimana Jurnalisme dahulu?
Jurnalisme terdahulu memiliki cara yang sangat sederhana dengan cara penyampaian informasi, namun tetap memandang penting aspek sosial budaya, agama, politik, ekonomi, teknologi, dan juga demokrasi.
Jurnalisme dengan berbagai tantangannya, kini dipertanyakan bagaimana nasibnya sekarang?
Berkembangnya internet membawa orang-orang dapat berkomunikasi secara langsung, contohnya media sosial. Jika sebelumnya jurnalis merupakan orang yang selalu tahu terlebih fakta terlebih dahulu dibanding orang lain.Â
Jika dahulu khalayak menunggu kabar terbaru secara rutin. Namun, kini orang dapat menerima informasi tanpa dijembatani media massa, dapat langsung terkoneksi melalui internet, dan mendapatkan informasi yang mereka inginkan.
Kehadiran teknologi, seharusnya bukan sebagai 'pemotong' jalan para jurnalis, namun menjadi alat bantu serta mempermudah jurnalis mencari data, mengumpulkan, memverifikasi, dan mempermudah penyebaran informasi atau berita yang sudah siap dikonsumsi masyarakat.
Internet wadah baru jurnalisme.
Perpindahan khalayak ini memunculkan sebuah wajah baru jurnalisme, yaitu jurnalisme online. Perilaku khalayak dan karakteristik medium/medianya memiliki hubungan yang timbal balik. Pengelola media (media di dalam sebuah medium) dapat membuat khalayaknya aktif maupun pasif. Semua tergantung pada "percikan" yang dibuat oleh media itu. Jika media massa terkesan pasif, dalam medium yang baru ini, media ingin membuat sebuah interaksi baru dengan khalayak agar memiliki sifat aktif.
Internet yang membawa jurnalisme multimedia (teks, gambar, video, audio) menyediakan sebuah ruang aktif interaktif antara media sebagai produsen dan khalayak sebagai konsumen. Jurrnalis kini dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih untuk menciptakan jurnalisme multimedia yang lebih berkualitas. Skill memproduksi media berupa gambar, video, audio, dan teks menjadi salah satu modal utama untuk berproduksi dalam jurnalisme multimedia dan kedepannya.
Jurnalisme hanya akan mampu bertahan dan tetap eksis jika jurnalisme mampu untuk beradaptasi dan responsif dengan perubahan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H