Nilai dalam film Cinta Brontosaurus ditekankan pada bagaimana cara menjalani kisah asmara, menerima pasangan, dan bagaimana cinta yang pasti akan kadaluarsa pada waktunya, namun yang terpenting adalah bagaimana cara menerima pasangan sepenuhnya.
Berbeda dengan Manusia Setengah Salmon, pesan moral atau nilai yang disampaikan dalam film ini lebih kompleks. Raditya Dika tetap ingin menyampaikan pesan tentang percintaan, secara umum juga dapat diimplementasikan ke aspek kehidupan lainnya, seperti keluarga atau kehidupan secara umum.
Pesan yang ingin disampaikan adalah untuk menjadi orang yang lebih baik tidak perlu menjadi manusia yang hebat, tetapi menjadi manusia yang berani bergerak ke tempat lain, berpindah.
Kedua film yang dibahas pada artikel ini, yaitu Cinta Brontosaurus dan Manusia Setengah Salmon, menjadi bukti teori Auteur dapat direlevansikan dengan Raditya Dika. Ada beberapa film lain yang dapat menjadi contoh bagaimana keunikan Raditya Dika sebagai sutradara.
Daftar Pustaka
Edi, F. R. S. (2016). Teori wawancara psikodignostik. Penerbit LeutikaPrio: Yogyakarta
Panuju, R. (2019). Film sebagai Proses Kreatif. INTELIGENSIA MEDIA: Malang
Stokes, J. (2006). HOW TO DO MEDIA AND CULTURAL STUDIES: Panduan untuk Melakukan Penelitian dalam Kajian Media dan Budaya. Bentang: Yogyakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H