Mohon tunggu...
Dunia Pendidik Modern
Dunia Pendidik Modern Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan Pendidik

Saya adalah seorang pendidik yang fakir ilmu. Saya akan sangat senang mempelajari hal baru di dunia pendidikan untuk membuat murid-murid Indonesia merdeka dengan ilmunya. Murid Indonesia akan percaya diri dengan menginisiasi perubahan baik untuk negeri ini. Dan saya ingin berbagi banyak hal yang bisaa jadi dapat menginspirasi pendidik lain, bisa jadi untuk di tiru oleh pendidik lain, atau bisa jadi untuk diberikan kritik dan saran oleh pendidik lain.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Sudahlah Sunyi

13 September 2023   14:49 Diperbarui: 13 September 2023   16:09 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Aku mencintai hijau padang ilalang yang berayun lembut diantara desir angin tiap pagi, menyukai pemandangan birunya pepohonan cemara yang kulihat pada perbukitan itu. Karena aku mencintai kesunyian dalam ramainya gundah gulanaku. Kau pasti mengerti, memulai sesuatu yang benar-benar baru ditempat yang baru adalah hal yang sulit sekali ku taklukan. Aku butuh banyak jeda untuk meringankan hatiku, menganalisa lingkungan baru ini dan tatapan-tatapan tajam yang menghujamiku dengan puluhan persepsi yang tidak kumengerti.

Beberapa kurun waktu awal ini rasanya begitu berat. Sampai rasanya ingin menyerah saja. Ya menyerah begitu saja. Mengakui kekalahan dan kelemahanku, menyangkal rasa yang ingin kubuat baik-baik saja. Tiba-tiba rasanya seperti sendiri.

Semua teori tentang waktu yang akan mengubah segalanya menjadi baik, rasanya sudah kubantah mentah-mentah. Tidak bisa ya tidak bisa. Tidak ada lagi tawar-menawar yang ingin ku kompromikan dengan diriku. Seputus asa itu.

Bolehkah aku kembali?

Pada waktu yang menjelma pertemuan indah saja?

Tanpa ada banyak pertanyaan setelahnya.

Aku lelah sudah.

Hingga segala keindahan yang kucintai itu ingin kutangisi.

Hingga kebahagiaan inipun ingin kutangisi.

Sekejap lupa bahwa kaki masih kokoh berdiri meski dilarak sepi.

Sekejap lupa ada cita-cita luhur dalam diri yang apinya abadi.

Namun ingin kutepis.

Kemudian, seperti janji Tuhan yang selalu memberi keajaiban setelah kepasrahaan. Mari menata kembali hangat pada dekap yang apinya abadi itu. Cita-cita luhur itu masih butuh diperjuangkan. Bukan untuk orang lain, namun untuk diriku sendiri. Aku tiba-tiba menemukan diriku yang linglung dalam sepi. 

Dengan kekuatan yang entah datangnya dari mana, Tuhan kembali menuntunku pulang dari ketidakberdayaan itu. Tangan ini  lah menghapus sendiri air matanya. Kaki inilah yang kembali kokoh menyokong tubuh yang siap untuk memulai kembali dari awal. Perlahan keindahan  hijau padang ilalang yang berayun lembut diantara desir angin tiap pagi dan pemandangan birunya pepohonan cemara yang kulihat pada perbukitan itu mengembalikan rasa syukurku. 

Perjalanan ini jelas baru dimulai untuk chapter yang baru lagi. 

Ciri-cirinya sama,

bersiap untuk setiap sunyi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun