Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Blitar, Kota yang Kaya akan Sejarah, dari Era Majapahit hingga Kemerdekaan

6 Agustus 2021   10:05 Diperbarui: 6 Agustus 2021   12:44 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Blitar (news.detik.com)

Pasalnya, dulunya Blitar ini menjadi salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi oleh Prabu Hayam Wuruk, Raja Majapahit yang paling tersohor.

Bagi para arkeolog, Blitar menjadi sorotan karena di sini banyak ditemukan warisan candi-candi yang berasal dari Kerajaan Majapahit.

Seperti diketahui, Majapahit diklaim sebagai kerajaan terbesar yang pernah ada di Nusantara sepanjang sejarah.

Kekuasaan Kerajaan Majapahit di masa pemerintahan Hayam Wuruk bahkan nyaris seluruh wilayah yang disebut dengan Indonesia sekarang ini, Asia Selatan, bahkan sampai ke Madagaskar di pesisir timur benua Afrika!

Tak pelak Majapahit dengan Prabu nya Hayam Wuruk dan Perdana Menteri nya Gajah Mada termasyhur dalam sejarah dunia.

Banyaknya warisan candi peninggalan Majapahit, maka itu menunjukkan jika Blitar menjadi wilayah yang sangat penting dalam kehidupan politik maupun secara religius.

Candi-candi yang didirikan pada awal hingga akhir Kerajaan Majapahit (berasal dari abad ke 12 sampai 15 Masehi) memiliki ukuran kecil, sedang, sampai yang terbesar.

Di antara candi-candi yang paling sering dikunjungi Prabu Hayam Wuruk, dua di antaranya adalah Candi Penataran dan Candi Sumberjati.

Candi Sumberjati seperti yang disebutkan di atas candi kesukaan Raden Wijaya, raja pertama Majapahit sekaligus leluhur dari Hayam Wuruk.

Oleh karenanya sebagai wujud bakti, sudah menjadi kewajiban Hayam Wuruk untuk selalu ingat dan memelihara tempat pendarmaan leluhurnya.

Momen-momen bersejarah itu, dimana sang raja besar sering mengunjungi Blitar ada tertulis dalam Kitab Nagarakartagama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun