Apa yang pertama kali Anda bayangkan jika mendengar atau membaca "Blitar"?
Barangkali Anda teringat bahwa salah satu pemimpin legendaris dunia, Soekarno, yang adalah tokoh proklamator dan presiden pertama RI bersemayam di kota yang berlokasi di propinsi Jawa Timur ini.
Kompleks pemakaman Soekarno di Blitar dibangun di akhir tahun 1970an. Setiap tahun ribuan peziarah baik rohani maupun politik mengunjungi makam Soekarno yang didesain dengan arsitektur khas Jawa.
Kisahnya berawal ketika Bung Karno dikenai tahanan rumah, sebelum meninggal Bung Karno mewasiatkan agar jika beliau meninggal agar dimakamkan di dekat Istana Bogor.
Akan tetapi setelah wafat, Presiden Soeharto memerintahkan agar Soekarno dimakamkan di Blitar disamping makam ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai.
Bagi pemerhati sejarah, Blitar dikenal sebagai lokasi dimana PETA (Pembela Tanah Air) dibawah pimpinan Soeprijadi mengadakan perlawanan untuk pertama kalinya kepada Dai Nippon, yaitu pada tanggal 14 Pebruari 1945 atau 6 bulan sebelum hari proklamasi.
Itulah sebabnya kota yang berlokasi 168 kilometer barat daya Surabaya itu disebut dengan Kota Peta. Ada juga yang menyebutnya sebagai Kota Patria, atau Kota Proklamator.
Dan satu lagi, kota yang terletak 80 kilometer sebelah barat Malang itu disebut juga sebagai Kota Koi. Mengapa demikian?
Itu lantaran ikan Koi yang sangat populer di Jepang dapat dibudidayakan dengan sangat baik di sana.
Bukan hanya sampai disitu saja Blitar memiliki kekayaan sejarah kebanggaan masa lampau.