Oleh karena belum bayar-bayar tagihan listrik, PLN bahkan sempat mencabut aliran listrik ke rumahnya.
Wartawan juga mengenal Sutami sebagai menteri yang senang jalan kaki. Di daerah-daerah terpencil Sutami kuat berjalan kaki sampai puluhan kilometer.
Jika kebetulan ada ojek, maka Sutami naik ojek. Tapi kalau tidak ada, Sutami bakal jalan kaki lagi untuk menemui rakyat kecil.
"Blusukan" tersebut dimaksudkan Sutami ingin mendengarkan langsung permasalahan di bawah, ketimbang ABS (Asal Bapak Senang).
Kesulitan hidupnya berbanding terbalik dengan prestasinya.
Sutami adalah alumni dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1956. Terkenal cerdas sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, Ir Sutami sempat diangkat menjadi Direktur PT Hutama Karya pada awal-awal kariernya.
Sutami juga sangat berperan dalam pembangunan jembatan Semanggi di Jakarta, dan jembatan Ampera di Semarang.
Tak pelak Sutami merupakan kesayangan Presiden Soekarno maupun Soeharto. Sukarno sering mengundang Sutami ke istana untuk menikmati ketela hangat.
Sedangkan di jaman Orde Baru, Suharto kerap menjenguk Sutami ketika sakit. Suharto juga yang meminta Sutami untuk berobat ke luar negeri.
Untuk menghormati jasa-jasanya, Presiden Sukarno mengganti nama sebuah bendungan di Nusa Tenggara Timur menjadi Bendungan Ir Sutami. Sukarno sangat kagum pada sosok dan prestasi Ir Sutami.
Presiden Suharto juga memberikan nama bendungan di Karangkates dengan Bendungan Sutami.