Sebagai seorang petinggi negeri, Ir Sutami enggan untuk menyalahgunakan jabatannya untuk memperkaya diri sendiri.
Pria kelahiran Solo, 19 Oktober 1928 itu hanya fokus kepada tugas-tugasnya untuk kepentingan negara dan bangsa.
Banyak proyek besar yang dikerjakannya untuk rakyat Indonesia, seperti pembangunan Bandara Ngurah Rai di Bali, Gedung MPR/DPR di Jakarta, dan Waduk Jatiluhur di Purwakarta.
Saking fokusnya, Sutami dijuluki sebagai menteri termiskin di Indonesia.
Jika pejabat Indonesia sekarang ini punya rumah mewah, bukan satu dua, plus villa , dan sebagainya, Ir Sutami jauh dari pada itu.
Rumah kediamannya di Jalan Imam Bonjol Jakarta dibelinya dengan cicilan. Cicilan itu baru lunas setelah dirinya pensiun.
Rumahnya yang sedikit rusak dan sudah lama bocor direnovasi oleh Sutami sendiri.
Luar biasanya, Sutami mengembalikan semua fasilitas yang diberikan negara kepadanya selama menjadi pejabat, setelah dia pensiun.
Pada saat itu seorang pengusaha yang mau membeli mobil dinas Sutami, tapi Sutami menolaknya.
Setelah pensiun, sampai meninggalnya pada 13 Nopember 1980 (52 tahun) karena sakit lever yang dideritanya (diduga karena terlalu sibuk bekerja), Sutami mengalami beberapa kesulitan hidup.
Bahkan tagihan berobat Rumah Sakit pun sangat sulit terbayarkan.