Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jakarta Berulang Tahun Ke-494: Asal-usul Suku Betawi

24 Juni 2021   09:04 Diperbarui: 24 Juni 2021   10:01 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa Betawi juga mirip Bahasa Indonesia. Ini dapat dimengerti.

Dalam sejarahnya, sebelum Bahasa Indonesia ini dijadikan sebagai bahasa persatuan dalam ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. 

Lantas kemudian menjadi bahasa nasional di UUD 45. Sebelumnya bahasa Melayu ini digunakan sebagai bahasa persatuan yang menjadi bahasa pergaulan yang mempersatukan Nusantara.

Situs Setu Babakan menyebutkan jika suku Betawi ini semula hanya mendiami kawasan pesisir saja (Ancol). Namun lama-kelamaan mereka mulai bergerak ke arah wilayah tengah dan pinggiran.

Oleh karenanya, setelah itu muncul sejumlah istilah, seperti "Betawi Ora" yang merujuk kepada mereka yang bermukim di pinggiran.

Sedangkan orang-orang "Betawi Kota" (di Jatinegara atau Tanah Abang) menyebutkan mereka dengan "Betawi Udik". Sedangkan mereka yang tinggal di kota disebut dengan "Betawi Tengah".

Sedangkan sejumlah budayawan Betawi, termasuk Ridwan Saidi, menyebutkan kata Betawi ini konon berasal dari Pitawi.

Pitawi ini adalah bahasa Melayu Polinesia Purba. Pitawi dalam bahasa itu artinya larangan.

Kata Betawi juga berasal dari bunyi yang sama Betawi (Bahasa Melayu Brunei) untuk menyebutkan giwang.

Kata Betawi juga bisa berasal dari nama sejenis tanaman perdu yaitu Guling Betawi.

Para ahli sejarah juga mengatakan penduduk asli Jakarta mulai terpinggirkan sejak datangnya orang-orang luar seperti disebutkan di atas (dari Nusantara dan luar negeri). Sehingga mereka mulai mendiami wilayah-wilayah luar Jakarta (pinggiran) yaitu di wilayah Jawa Barat (Bogor, Karawang, Bekasi) dan Banten (Tangerang).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun