Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cepat-Cepat Klaim "Obat Covid-19" Bikin Panik, Bisa-Bisa Ivermectin Diborong!

23 Juni 2021   10:05 Diperbarui: 23 Juni 2021   10:21 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Menteri BUMN Erick Thohir mengklaim jika obat ivermectin telah mendapatkan ijin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).

Obat murah yang seharga Rp 5.000 - Rp 7.000 ini ditandaskan Erick Thohir sebagai salah satu alternatif terapi Covid-19.

Akan tetapi BPOM buka suara. Menanggapi pendapat ivermectin sebagai obat Corona, Ketua BPOM Penny K Lukito mengatakan bahwa ivermectin adalah obat cacing.

"Ijin edar ivermectin ini adalah obat cacing. Karena berbahan kimia, ada efek sampingnya," kata Penny, Selasa (22/6/2021).

Kendati ivermectin ini digunakan banyak negara untuk Covid-19 namun dalam penggunaannya untuk Covid-19 di Indonesia harus diuji klinis terlebih dahulu.

Penny mengiyakan ivermectin membantu penyembuhan. "Tapi belum dikategorikan sebagai obat Covid-19," kata Penny.

Erick Thohir bahkan mengatakan BUMN Indofarma Tbk pada saat ini sudah mulai memproduksi 4 juta butir pil ivermectin ini. "Harganya terjangkau Rp 5.000-Rp 7.000 per butir," kata Erick Thohir.

Kendati dapat membantu mereka yang terkena gejala, namun obat ini obat keras. Penggunaannya harus lewat ijin dokter.

Menurut Prof Dr Ari Fahrial Syam, pakar kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, penggunaan obat itu dalam jangka waktu lama dapat merusak sistem kerja tubuh.

Menurut Ari pemerintah seharusnya tidak buru-buru menyatakan ivermectin ini sebagai obat Covid-19.

"Pemerintah jangan euforia dulu. Dengarkan dulu BPOM, penjelasannya," kata Ari, Selasa (22/6/2021).

Dengan adanya euforia dari pemerintah itu maka akan menyebabkan masyarakat panik. Ari mencontohkan dulu juga ramai ada obat dexamethasone, klorokuin, yang lantas hilang di pasaran.

Sementara itu Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN, menyebutkan ivermectin ini sama seperti obat-obat sebelumnya yaitu obat yang digunakan untuk penggunaan Covid-19.

"BPOM belum mengatakan itu obat Covid-19, tetapi seperti yang Pak Erick katakan untuk terapi orang yang Corona. Namun diberikan atas rekomendasi dari dokter," kata Arya Sinulingga.

Apakah sampai saat ini sudah ada obat korona?

Arya mencontohkan di India ivermectin ini sudah digunakan. Bahkan menurut Arya, Indonesia sudah terlebih dahulu menggunakannya.

"Ada jurnal ilmiahnya pemakaian ivermectin sebagai terapi," katanya.

Menurut alodokter.com, ivemectin ini sudah lama digunakan untuk membasmi cacing parasit pada tubuh manusia dan hewan. Obat ini juga dapat menyembuhkan berbagai penyakit lainnya, salah satunya penyakit kudis.

Dalam penelitian di Australia beberapa waktu lalu, ditemukan jika ivermectin ini dapat menurunkan jumlah virus korona serta mempercepat proses penyembuhan pasien Corona dengan gejala ringan.

Tentu saja hasil penelitian itu merupakan kabar gembira bagi beberapa pihak. Namun sayang, efektivitas dan efek samping obat ini masih perlu penelitian lebih lanjut. 

Sampai saat ini ivermectin belum dianjurkan sebagai obat Covid-19.

Di Indonesia sendiri obat ini konon akan diuji oleh Balitbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan).

"Jika mengonsumsi satu tablet masih tidak apa-apa. Jika menuruti saran minum tiap hari, livernya bisa rusak," kata Prof Ari.

Senada seperti apa yang dituturkan oleh alodokter.com di atas, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Prof Dr Apt Zullies Ikawati mengatakan obat ini pernah diteliti di Australia. 

Akan tetapi di Indonesia belum terbukti karena belum ada uji klinis yang memadai.

Dunia, termasuk Indonesia memang saat ini sedang kalang kabut untuk menghentikan atau membasmi virus Covid-19 yang merajalela. Berbagai upaya untuk menemukan obat yang tepat untuk membasmi virus sudah dilakukan.

Salah satunya dengan cara vaksinasi.

Ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit Corona, namun masih belum sempurna dan masih ada efek sampingnya.

Seperti pada penemuan-penemuan obat untuk penyembuhan penyakit lainnya, semula awal-awalnya memang begitu kondisinya, tidak sempurna.

Namun seiring perkembangan zaman, obat yang lebih tepat dan aman pada akhirnya dapat ditemukan oleh berbagai penelitian. 

Apakah penemuan ivermectin edisi pertama ini akan terus disempurnakan, demi kesehatan umat manusia? Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun