"Jika mengonsumsi satu tablet masih tidak apa-apa. Jika menuruti saran minum tiap hari, livernya bisa rusak," kata Prof Ari.
Senada seperti apa yang dituturkan oleh alodokter.com di atas, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Prof Dr Apt Zullies Ikawati mengatakan obat ini pernah diteliti di Australia.Â
Akan tetapi di Indonesia belum terbukti karena belum ada uji klinis yang memadai.
Dunia, termasuk Indonesia memang saat ini sedang kalang kabut untuk menghentikan atau membasmi virus Covid-19 yang merajalela. Berbagai upaya untuk menemukan obat yang tepat untuk membasmi virus sudah dilakukan.
Salah satunya dengan cara vaksinasi.
Ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit Corona, namun masih belum sempurna dan masih ada efek sampingnya.
Seperti pada penemuan-penemuan obat untuk penyembuhan penyakit lainnya, semula awal-awalnya memang begitu kondisinya, tidak sempurna.
Namun seiring perkembangan zaman, obat yang lebih tepat dan aman pada akhirnya dapat ditemukan oleh berbagai penelitian.Â
Apakah penemuan ivermectin edisi pertama ini akan terus disempurnakan, demi kesehatan umat manusia? Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H