Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ironi Timnas Turki, Datang Berstatus Kuda Hitam, Menjelma Menjadi Bulan-bulanan

21 Juni 2021   14:03 Diperbarui: 21 Juni 2021   15:31 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Datang ke arena Piala Eropa  2020 dengan menyandang status "kuda hitam", Turki bahkan menjadi bulan-bulanan lawan-lawannya.

Kekalahan match day pertama 0-3 kontra Italia. Di match day kedua dibekuk 0-2. Dan pada laga terakhir yang digelar di Baku, Azerbaijan, Senin (21/6/2021) dinihari WIB, kembali menelan pil pahit dengan kekalahan 1-3 dari Swiss.

Turki cuma melesakkan satu gol lewat Irfan Can Kahveci. Di menit ke 62

Gawang Turki yang dikawal Ugurcan Cakir kebobolan dini ketika laga baru saja bergulir 6 menit oleh Haris Seferovic. Babak pertama berakhir 2-0 untuk keunggulan Swiss. Xerdan Shaqiri mencatat gol kedua di menit ke 26.

Shaqiri mencetak gol keduanya, yang membuat kedudukan akhir menjadi 3-1.

Kemenangan ini tak langsung meloloskan Swiss ke babak 16 besar. Memiliki poin yang sama dengan Wales yaitu 4, Swiss kalah selisih gol dari Wales. Maka dengan demikian, Wales mendampingi Italia yang bermain sempurna melaju ke 16 besar.

Swiss berharap dapat lolos menjadi salah satu dari empat tim terbaik berperingkat 3 masing-masing grup.

Sedangkan tim Bulan Sabit Bintang terpaksa harus angkat koper dari ajang ini karena hanya menjadi juru kunci.

Sejatinya Turki disebut dengan kuda hitam karena memiliki sejumlah pemain berbahaya yang merumput di Liga-liga Eropa. Sebut saja nama-nama ini, Merih Demirel (Juventus), Caglar Soyuncu (Leicester City), atau Hakan Calhanoglu (AC Milan).

Gol satu-satunya yang diukir tim asuhan Senol Gunes itu justru datang dari Irfan Can Kahveci (25) yang bermain di Liga Domestik, yaitu Fenerbahce.

Namun demikian, Senol Gunes enggan mundur dari jabatannya sebagai pelatih. Kendati, Senol Gunes yang membawa Turki menjadi peringkat ketiga Piala Dunia 2002 itu mengakui bertanggungjawab atas apa yang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun