Sebuah lukisan seorang wanita, sepertinya seorang pahlawan yang melatarbelakangi kondisi rapat antara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan para pejabat AD, menyita perhatian sejumlah netizen.
Netizen melihat foto itu dalam sebuah unggahan di Instagram.
Di samping sosok perempuan itu ada gambar sejumlah kapal dagang dan di pucuknya berkibar bendera.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memimpin rapat perihal perencanaan alutsista TNI AD dan TNI AU di Kementerian Pertahanan, Kamis (10/6/2021).
Prabowo Subianto yang mengenakan kemeja putih lengan panjang dan didampingi oleh sejumlah petinggi Kemenhan. Sedangkan pejabat TNI AD yang hadir antara lain Mayjen TNI Hendrasto Joko Saksono dan Mayjen TNI Jani Iswanto.
Kegiatan serupa sebelumnya pernah dilakukan dengan para pejabat TNI AL.
"Bagus lukisannya," ujar salah seorang netizen.
Memang lukisan pahlawan Laksamana Malahayati tersebut menyita perhatian netizen.
Siapakah sosok Malahayati yang dimaksud?
Dalam silsilah keluarganya Keumala Hayati sudah tidak asing lagi bahwa perempuan kelahiran Aceh Besar tahun 1550 ini keturunan dari para petinggi pemerintahan Aceh saat itu.
Leluhur Keumala Hayati adalah Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513-1530) yang adalah pendiri Kerajaan Aceh Darussalam.
Cucu Mughayat adalah kakek dari Keumala Hayati.
Salah satu kepahlawanannya yang membuat namanya dikenang dalam sejarah pada saat perempuan ini memimpin 2000 pasukan Inong Bale (janda-janda pahlawan) yang mati syahid melawan durjana. Laksamana Malahayati dan pasukan Inong Bale berperang melawan Belanda yang berkekuatan kapal-kapal dan benteng-benteng yang kokoh, pada 11 September 1599.
Di peperangan itu, dalam perkelahian satu lawan satu, Malahayati berhasil membunuh Cornelis de Houtman, yang digadang-gadang sebagai orang Belanda pertama yang tiba di Nusantara untuk selanjutnya berkembang menjadi penjajahan.
Oleh karena keberaniannya itu, Keumala Hayati diberikan gelar Laksamana. Hingga sekarang dia dikenal sebagai Laksamana Malahayati.
Ayah Malahayati adalah juga seorang Laksamana yang bernama Mahmud Syah. Kakeknya juga seorang Laksamana yang bernama Muhammad Said Syah. Jadi Malahayati sudah sangat akrab dengan dunia Angkatan Laut ini
Orang Belanda yang disebabkan di atas, Cornelis de Houtman, adalah orang Belanda pertama yang datang dan menjadi cikal bakal Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun lamanya.
2 April 1595 tercatat De Houtman yang datang di Nusantara, dan menginjakkan kakinya di Banten. De Houtman memimpin empat kapal yang merupakan rombongannya.
Semula kedatangan orang-orang Belanda itu adalah untuk mencari rempah-rempah. Mereka mendengar di Eropa jika Nusantara waktu itu kaya akan komoditas yang sangat berharga itu.
Bahkan lada hitam saat itu nilainya sama dengan logam emas. Berbekal dengan peta jalur yang dicuri dari Spanyol, De Houtman mulai mengarungi Nusantara.
Semula hanya untuk berdagang, lama-lama kelamaan mereka mulai ketagihan dan melaksanakan politik monopoli. Sejak kedatangan De Houtman, maka gelombang kedatangan orang-orang dari Belanda ke Nusantara semakin banyak.
Mereka mulai menjadi negara penjajah, sampai proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Selain menewaskan De Houtman dan beberapa pelaut Belanda lainnya, pihak Aceh juga menahan Wakil Komandan Armada Belanda, Frederick de Houtman.
Bukan hanya pandai berperang, Malahayati juga pandai dalam berembug. Laksamana Malahayati memimpin perundingan dengan pihak Belanda.
Akhirnya diputuskan jika Frederick de dibebaskan, akan tetapi sebagai gantinya Belanda harus membayar ganti rugi kepada Kesultanan Aceh.
Selain itu Laksamana Malahayati juga menjadi orang terdepan dalam memerangi bangsa Portugis yang akan menguasai Semenanjung Malaka
Dalam perjalanan selanjutnya, Laksamana Malahayati juga menjadi orang pertama yang menerima utusan dari Ratu Elizabeth 1 dari Inggris, yaitu James Lancaster.
Melihat keperkasaan Laksamana Malahayati, Inggris ketar-ketir ketika hendak memasuki Aceh. Oleh karena itu, Inggris memilih untuk berdamai.
Dalam pertemuannya dengan duta Ratu Elizabeth 1 itu, Inggris lantas ke Jawa untuk membuka pos dagang di Banten.
Dalam catatan sejarah, Laksamana Malahayati dikenal sebagai Laksamana wanita pertama di dunia yang berperang melawan Portugis dan Belanda di abad ke 16 Masehi.
Laksamana Malahayati wafat pada tahun 1615 dan dimakamkan di Desa Lamreh, Kabupaten Aceh Besar. Laksamana Malahayati dianugerahi gelar pahlawan, bersama 3 orang lainnya pada 9 Nopember 2017.
Namanya lantas diabadikan di sejumlah lokasi seperti dunia pendidikan (Universitas Malahayati), nama pelabuhan, Rumah Sakit, KRI Malahayati (kapal perang), dan sebagainya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H