Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Kehidupan Suku Jawa di Kaledonia Baru, Kini Banyak yang Jadi Pejabat dan Sukses

5 Juni 2021   11:06 Diperbarui: 8 Juni 2021   19:26 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang-orang Jawa Kaledonia Baru (news.detik.com)

Tahlilan adalah berkumpul dan berdoa bersama untuk anggota keluarga yang sudah meninggal.

Namun ada sedikit perbedaan dalam melaksanakan ritual nyadran itu. Hal tersebut dikisahkan oleh Konsul Jenderal RI di Kaledonia Baru, Widyarka Ryananta.

"Sesudah membersihkan makam bersama-sama kemudian Pak Kyai berdoa secara Islam. Lalu diteruskan berdoa secara Katolik," kata Ryananta.

Itu dikarenakan kendati beragama Islam, namun suami, isteri, atau pihak keluarga lainnya sudah ada yang beragama Katolik.

Diaspora Jawa dan Arab juga banyak membuka restoran-restoran halal, selain membuka gerai-gerai makanan khas Jawa, dari tanah leluhurnya.

Muslim Sunni adalah agama Islam yang dianut diaspora Jawa di Kaledonia Baru. Antropolog Clifford Geertz menyebutnya dengan Islam abangan. Entah apa maksudnya. Pada tahun 1986 sebuah Islamic Center dibangun di Noumea, ibukota Kaledonia Baru.

Berbagai aktivitas Islami dilakukan di sana bekerjasama dengan Konsulat Jenderal RI.

Sila disimak nama-nama diaspora Jawa ini.

Yannick Slamet adalah Wakil Gubernur Propinsi Utara. Corine Volsin Walikota La Foa. Brigitte El Arabi Walikota Bourail, dan sebagainya. Mereka adalah beberapa diaspora Jawa yang sukses di Kaledonia Baru.

Sejatinya ada tiga gelombang yang membawa orang-orang Jawa hingga menetap di sana.

Berdasarkan Koeli Ordonantie, pada tahun 1896 Pemerintah Perancis membawa 170 orang Jawa dari Hindia Belanda untuk dipekerjakan di pertambangan nikel di Kaledonia Baru. Setelah kontraknya yang berdurasi lima tahun habis, kebanyakkan dari mereka tidak ingin kembali ke Indonesia, mereka ingin menetap di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun