Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sejak Era Soekarno, Indonesia Konsisten Dukung Palestina

19 Mei 2021   11:06 Diperbarui: 19 Mei 2021   11:22 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pidato berapi-api Soekarno (arrahmahnews.com)


Sungguh sangat mengherankan apa yang terjadi antara Israel dan Palestina. 

Entah sudah kesekian kalinya diadakan perundingan untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah, khususnya untuk mengakhiri permusuhan antara Israel dan Palestina.

Namun perundingan itu selalu saja menemui kegagalan demi kegagalan lagi. Dan sudah terjadi sejak lama. Bahkan di dalam Kitab Ibrani ada dikisahkan tentang permusuhan antara Israel dan Palestina ini.

Dikisahkan Raja Saul, atau raja Israel pertama, sangat ketakutan kepada orang Palestina, Goliath, yang memiliki postur yang tinggi besar seperti raksasa.

Namun seorang pemuda Israel yang bernama Daud dapat mengalahkan Goliath hanya dengan menggunakan senjata katepelnya.

Ada lagi kisah Samson yang memiliki kekuatan yang luar biasa. Akan tetapi setelah mencari tahu dimana kelemahan Samson, Delilah memotong rambut Samson. Sehingga hilanglah kekuatan Samson itu.

Para arkeolog Israel pernah mengadakan penelitian tentang orang-orang "Filistin" (orang Palestina disebutkan di dalam Kitab Suci).

Ternyata orang-orang Filistin itu dulunya berasal dari Pulau Kreta di Yunani. Mereka mulai ada di wilayah Israel sejak abad ke 12 Sebelum Masehi.

Saat ini konflik antara kedua wilayah yang bertetangga itu juga terjadi lagi. Israel melancarkan serangan lagi ke jalur Gaza dan Masjid Al Aqsa di saat orang-orang Palestina sedang berjamaah.

Entah berapa korban yang tewas atau luka-luka yang dimulai sejak 10 hari terakhir Ramadhan.

Kendati dikecam oleh banyak negara di dunia, akan tetapi sikap Israel malah semakin menjadi. 

Perdana Menteri Benyamin Netanyahu bahkan bersumpah akan terus memerangi Hamas. Sikap Israel itu bahkan mendapat dukungan dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

"Indonesia mengutuk keras serangan Israel atas Palestina," kata Presiden Jokowi dalam bahasa Inggris di Twitternya, Sabtu (15/5/2021).

Sikap Israel sejatinya ingin bersahabat dengan Indonesia sejak dulu. Namun beberapa kali pendekatan yang dilakukan negara Bintang Daud itu selalu ditolak oleh Presiden Soekarno pada masa pemerintahannya.

Pada 18 Desember 1946, Israel mengikuti sikap yang diambil negara-negara Muslim, yaitu mengakui kemerdekaan Indonesia. Hal tersebut tak lepas dari anjuran yang diprakarsai oleh Dewan Liga Arab.

Perdana Menteri Israel saat itu, David Ben Gurion, mengirimkan kawat ucapan selamat kepada Presiden Soekarno ketika Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada tahun 1949.

Sedangkan Menteri Luar Negeri nya, Moshe Sharett, juga melakukan hal yang sama, mengirimkan telegram berisi ucapan selamat.

Namun Soekarno tak mempedulikan ucapan selamat itu bahkan melirik pun tidak terhadap telegram yang dikirimkan Ben Gurion maupun Moshe Sharett.

Cuma Bung Hatta yang mengucapkan terimakasih.

Hal itu ada disebut-sebut dalam buku yang berjudul "Indonesia and Israel: a Relationship in Waiting" yang dimuat di Jewish Political Studies Review, Maret 2005.

Selain hanya mengucapkan terimakasih dan sama sekali tidak memberikan pengakuan diplomatik, tulisan itu mengatakan Bung Hatta juga telah menolak secara halus rencana Bintang Daud itu untuk mengirimkan misi muhibah ke Indonesia.

Selanjutnya, pada Konferensi Asia Afrika yang digelar di Bandung pada tahun 1955, Indonesia dan Pakistan juga kompak menolak peran serta Israel.

Pidato Soekarno yang berapi-api pada tahun 1962 "Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itu pula Indonesia akan selalu menentang penjajahan Israel" mempengaruhi juga sikap Indonesia dalam event lainnya.

Indonesia dengan Soekarno nya terang-terangan tidak memberikan visa kepada kontingen Israel pada perhelatan Asian Games 1962 di Jakarta.

Oleh karena sikap itu, Indonesia kena sanksi, yaitu dicopotnya keanggotaan Indonesia dari IOC (International Olympic Committee).

Sebagai tandingan, Soekarno lantas membentuk Ganefo (Games of Emerging Forces) yang beranggotakan 48 negara.

Sikap politik Soekarno ini berimbas juga kepada kandasnya mimpi Tim Nasional Sepakbola Indonesia berkiprah di Piala Dunia 1958 di Swedia.

Ketika Indonesia sudah menang dengan skor agregat 5-4 atas Cina, maka Indonesia harus berhadapan dengan Israel yang menjadi juara wilayah barat.

Indonesia sempat mengirimkan permohonan kepada FIFA agar laga melawan Israel dilakukan di tempat netral, akan tetapi FIFA menolaknya.

Maka urunglah Indonesia berangkat.

Pada saat itu seharusnya Indonesia bergabung di zona Asia-Afrika yang terdiri selain Israel dan Indonesia, juga Mesir dan Sudan.

Singkatnya Sudan harus bertemu dengan Israel di partai puncak. Akan tetapi ketika Liga Arab mengadakan boikot terhadap Israel, Sudan pun mengundurkan diri tidak mau bertanding dengan Israel.

Dengan demikian secara otomatis, Israel lah yang berlaga di Swedia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun