Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bukti Soekarno Dukung Palestina, Bahkan Rela Indonesia Tidak Ikut Piala Dunia

12 Mei 2021   11:06 Diperbarui: 12 Mei 2021   11:10 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Soekarno berapi-api (beritasatu.com)

Kendati demikian alasan sebenarnya adalah karena Israel masih menekan Palestina secara politis.

Pada 1962 pidato Bung Karno yang berapi-api dikenang pada jamannya. "Selama kemerdekaan belum diberikan kepada Palestina, maka selama itu pula Indonesia menentang penjajahan Israel". Itu kalimat api yang diucapkan Bung Karno.

Selepas proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 sejumlah negara di dunia mulai mengalir memberikan dukungan dan pengakuan terhadap lahirnya bangsa yang baru, bangsa Indonesia.

RI baru mendapatkan kedaulatan penuh sejak tahun 1949, termasuk salah satunya dari Israel.

Sebuah telegram berisi ucapan selamat kepada Indonesia yang baru dikirimkan oleh Menteri Luar Negeri Israel saat itu, Moshe Sharett.

Telegram itu hanya ditanggapi oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta dengan ucapan terimakasih. Namun Soekarno tidak menanggapi sama sekali, bahkan melirik pun tidak.

Permusuhan antara Israel dengan kaum Palestina ini sudah berlangsung lama. Bahkan ada disebut-sebut dalam Kitab Suci Ibrani.

Orang-orang Palestina ini disebutkan sebagai bangsa yang paling misterius. Kelompok "yang tidak disunat" itu disebutkan juga "Kaum Filistin".

Beberapa kisah adalah buktinya. Di antaranya adalah tentang permusuhan antara Daud dan Goliath, atau Samson dan Delilah.

Goliath, orang Filistin yang fisiknya tinggi besar seperti raksasa, membuat gentar Raja Israel, Saul.

Namun seorang pemuda Israel bernama Daud akhirnya dapat mengalahkan si raksasa Goliath hanya dengan senjata katepelnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun