Kendati bukan di negara aslinya, akan tetapi tulisan Arab ternyata digunakan juga dalam bahasa di negara luar Arab sendiri.
Terus terang ini suatu kejutan bagi saya. Di negara kita, sejatinya dikenal bahasa Indonesia namun ditulis dalam huruf Arab.
Di sekitar tahun 1970an, di sekolah-sekolah tingkat SMP dan SMA di tanah air tulisan Arab ini menjadi salah satu mata pelajaran yang diajarkan kepada para siswa. Atau apa yang dikenal juga dengan tulisan Arab Melayu.
Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, tentu setidaknya Indonesia juga terpengaruh suasana Arab yang Muslim, salah satunya adalah tulisan Arab itu.
Namun ada yang menarik perhatian saya.
Dilansir dari Arabic Post, Kamis (7/5/2021), bahwasanya ada 3 bahasa yang ditulis dalam huruf Arab. Salah satunya adalah Indonesia.
Selain di tanah air umumnya, republika.co.id khususnya menyorot bahasa Jawa dalam huruf Arab. Huruf Arab dalam bahasa Jawa itu dikenal dengan bahasa Jawi.
Mendapat sorotan, karena bahasa Jawi inilah yang paling banyak dipelajari dan diteliti oleh para ilmuwan dan ulama.
Bahasa Jawi ini setidaknya mencerminkan kepada kayanya budaya dan sistem sosial yang berkembang di masyarakat Jawa umumnya.
Belum lama ini diungkapkan jika bahasa Jawi tertua sudah ditemukan.
Dalam ajang Temu Ilmiah Rutin (TIR) yang digelar di Yogyakarta, pada 15 April 2021 lalu, Drs. Masyhudi Muhtar (seorang peneliti Arkeologi Islam/Kolonial dari Balai Arkeologi Yogyakarta) mengklaim bahwa dia sudah menemukan bahasa Jawi tertua.
Bahasa Jawi atau disebut juga dengan Arab Pegon tertua yang dimaksud adalah berasal dari abad ke 4 Masehi atau pada era Majapahit.
Masyhudi mengatakan dalam naskah itu tercantum tulisan 1347 yang mencirikan jika naskah itu ditulis di era Majapahit.
Kerajaan Majapahit sendiri berdiri dalam kurun waktu 1293-1527.
Naskah itu ditulis di atas kertas yang berbahan daluwang asli. Itulah sebabnya mengapa naskah Arab Pegon itu masih ada sampai sekarang.
Isi dari naskah itu adalah tentang riwayat para nabi termasuk nabi Muhammad SAW.
Mengapa naskah itu sampai berada di tangan Masyhudi?
Sebagai seorang peneliti, Masyhudi mencari tahu tentang keberadaan naskah yang dimaksud. Lewat internet, diketahui bahwa naskah itu ada di tangan seorang kolektor benda-benda kuno yang tinggal di Solo.
Pada tahun 2019 Masyhudi menghubungi sang kolektor. Sang kolektor itu menceritakan jika naskah yang sudah kucel dan sejumlah tulisannya sudah sulit dibaca itu didapatkannya dari NTB (Nusa Tenggara Barat).
Selain berisi tentang riwayat para nabi, naskah itu juga berisi tentang Pangkur, dan semacam doa-doa serta pujian.
Pangkur yang dimaksud adalah semacam tembang atau lagu-lagu.
Penemuan setidaknya mengindikasikan jika Islam sudah ada di masa Majapahit.
Seorang peneliti lainnya dari Balai Arkeologi Yogyakarta, Muhammad Chawari, mengatakan jika tak jauh dari lokasi keraton Majapahit ditemukan adanya kompleks pemakaman Islam. Tepatnya di Desa Tralaya, Trowulan, Mojokerto.
Chawari mengatakan yang dimakamkan di pemakaman itu adalah kaum bangsawan Majapahit yang sudah memeluk Islam dan dari kalangan masyarakat biasa.
Dalam bukunya yang berjudul "Ying Yai Sheng Lan", Ma Huan (penerjemah Laksamana Cheng Ho) menulis bahwa di Majapahit kala itu ada tiga kelompok masyarakat, salah satunya adalah Islam.
Aksara Pegon adalah abjad Arab yang dimodifikasi untuk menuliskan bahasa, Jawa, Sunda, atau Madura.
Kembali ke atas. Tadi disebutkan ada 3 bahasa yang menggunakan huruf Arab. Selain Indonesia, dua lainnya adalah bahasa Hausa di Afrika dan bahasa Alchimido di Spanyol.
Bahasa Hausa adalah bahasa asli yang digunakan oleh penduduk di Afrika Tengah dan Afrika Barat.
Mayoritas penuturnya adalah penganut Islam di Nigeria, Niger, dan Chad.
Bahasa Hausa itu ditulis dalam huruf Arab, atau yang disebut dengan ajam.
Berdasarkan studi pada tahun 1934 disusun kamus bahasa Hausa yang berisi 40.000 kata ditemukan sebagian besar merupakan kata pinjaman dari bahasa Arab.
Orang-orang Morisco, yaitu Muslim abad pertengahan yang bermukim di Andalusia, Spanyol, menulis bahasa Alchimido (bahasa Spanyol kuno) dalam huruf Arab.
Pada awalnya orang-orang Morisco merupakan penduduk Muslim yang tinggal di Spanyol dan Portugal. Setelah jatuhnya Granada dan keluarnya Muslim dari Andalusia, orang-orang Morisco dipaksa memeluk agama Kristen pada abad ke 16.
Karenanya banyak penduduk Morisco mempraktekkan ajaran Islam secara sembunyi-sembunyi, namun sebagian ada juga yang secara terang-terangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H