Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menyusul Crotone, Parma ke Serie-B, Bakal Bertemu dengan Como 1907, Klub Milik Bos Indonesia

5 Mei 2021   09:04 Diperbarui: 5 Mei 2021   09:27 3132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Parma menjadi tim kedua yang sudah memastikan dirinya degradasi ke Serie B musim depan.

Kepastian itu diperoleh setelah tim yang berjuluk Gialloblu itu menelan pil pahit karena dikalahkan Torino dengan skor 0-1 pada laga yang digelar di Stadio Olimpico, Selasa (4/5/2021) dinihari WIB.

Bagi Parma laga ini adalah partai hidup mati, mereka harus tetap menjaga peluang bertahan di kasta tertinggi. Sedangkan bagi Torino mereka pun berjuang untuk menghindari zona degradasi.

Oleh karenanya Gialloblu menurunkan pasukan terbaiknya. Peluang demi peluang sayangnya gagal dimaksimalkan Parma. Dari 10 percobaan, hanya tiga yang shot on goal.

Sedangkan Torino melakukan 13 percobaan dengan tiga di antaranya shot on goal, dan satu berbuah gol.

Gol itu dibuat di menit ke 63 oleh pemain asal Kosovo. Hasil dari umpan tarik, disontek di depan gawang yang kosong oleh Mergim Vojvoda.

Poin yang tertahan, yaitu 20, sudah tidak mungkin menyalip posisi ke 17 yang ditempati oleh Cagliari (32 poin). Cagliari memang head to head atas Parma.

Parma bukan Serie A pertama yang dipastikan degradasi. Yang pertama adalah milik Crotone, ketika mereka dikalahkan Inter Milan dengan skor 0-2 akhir pekan kemarin.

Mempunyai tabungan 1 laga, Torino masih berpeluang selamat dari degradasi. Mempunyai poin 34 Torino lebih berpeluang ketimbang tim-tim di bawahnya.

Tinggal satu tim lagi, siapa yang akan menemani Crotone dan Parma ke Serie B?

Didirikan tahun 1913, musim 2014/2015 disebut-sebut sebagai musim yang berat bagi Parma. Selain menjadi juru kunci Serie A, Parma juga berada di ambang kebangkrutan.

Bahkan mereka lantas menjual para pemain pilarnya untuk membayar gaji para pemain.

Pada tahun 2015 Parma dinyatakan bangkrut. Dibentuk lagi tahun 2015 itu, mereka mulai berjuang lagi dari Serie D.

Keajaiban seperti terjadi, dalam waktu tiga tahun berturut-turut, mereka berhasil promosi dan balik lagi ke Serie-A pada musim 2018.

Tiga tahun bertahan sejak 2018/2019, kini mereka degradasi ke Serie B musim depan.

Sebagai penghuni Serie B, Parma dan Crotone akan bertemu dengan klub milik bos Indonesia, yaitu Como 1907.

Como 1907, klub milik bos Djarum Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono baru saja berhasil promosi dari Serie C ke Serie B.

Kepastian The Lariani (julukan bagi Como 1907) promosi ke Serie B didapatkan setelah The Lariani mengalahkan Alessandra dengan skor 2-1 pada laga yang digelar pada Minggu (26/4/2021).

Maka dengan demikian, Como 1907 mengoleksi poin 72. Menyisakan satu laga terakhir, Alessandra yang punya poin 68 tak mungkin lagi mengkudeta Como 1907. Ini terjadi di Grup A, Como juaranya.

Serie C ini dibagi kedalam tiga grup. Yang berhak promosi ke Serie B adalah juara masing-masing grup. Sedangkan satu tiket lagi diberikan kepada pemenang play off dari tiga runner-up terbaik.

Ketika pada tahun 2019 ada berita bahwa Como 1907 akan diakusisi oleh orang Indonesia, fans Como 1907 bertanya-tanya apa benar ada orang Indonesia mau membeli klub?

Setelah mereka mencari tahu siapakah orang yang dimaksud, seorang fans Como 1907 sangat terkejut jika orang Indonesia ini sangat kuat.

Mereka pernah mengungkapkan kendati dimiliki oleh orang kaya raya, bisakah memajukan klub?

Bambang dan Michael termasuk 100 orang terkaya di dunia.

Forbes menyebut kekayaan dua bersaudara bos Djarum ini mencapai 38,8 miliar USD, atau sekitar Rp 563,3 triliun.

Como 1907 pernah merumput di Serie A pada musim 2003. Namun kemudian tim terus mengalami kemerosotan. Turun ke Serie B, Serie C, bahkan Serie D. Hal tersebut dikarenakan Como mengalami masalah finansial.

Seorang wartawan lokal pernah menulis faktor mundurnya klub karena masalah keuangan. Dalam setahun bahkan Como pernah bangkrut dua kali.

Michael dan Bambang yang mengendalikan SENT Entertainment yang bermarkas di London mengangkat Michael Gandler sebagai CEO Como 1907.

Selain mengurus masalah keuangan, Gandler juga mengurus seluruh sistem klub, sampai kepada perekrutan pemain.

Ketika dilarut dalam kesedihan, konon para fans Como sering berkumpul di tempat-tempat nongkrong untuk mengenang nostalgia bahwa mereka pernah merumput di Serie A.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun