Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Ketahui Makna Kata Puasa, Diserap Bahasa Sansekerta, Dipengaruhi Bahasa Jawa

12 April 2021   10:05 Diperbarui: 12 April 2021   10:13 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Puasa dapat diartikan adalah tidak makan dan tidak minum dalam waktu beberapa jam dalam seharinya.

Selain tidak makan dan tidak minum, puasa juga berarti menahan nafsu amarah yang bersifat merugikan.

Muhammadiyah menetapkan awal puasa 1 Ramadhan 1442 ini adalah jatuh pada hari Selasa, 13 April 2021. Umat Muslim melaksanakan ibadah puasa ini dengan semangat untuk mendekatkan diri pada Illahi. Karena ini adalah bulan penuh Rahmat dan ampunan.

Menarik melihat artikel indozone.id ternyata kata "puasa" ini ada asal-usul nya juga.

Sebelumnya, terus terang saya tidak menyangka sama sekali ternyata kata "puasa" ini ada juga asal-usul nya.

Sepertinya tidak banyak yang mengetahui asal usul kata "puasa" ini. Sumber itu menyebutkan kata puasa ini berasal dari Bahasa Sangsekerta upavasa. Dalam Bahasa Indonesia upa berarti dekat, sedangkan vasa berarti hidup.

Jadi upavasa berarti "hidup dekat". Ternyata mirip dengan makna puasa yang merupakan kewajiban umat Muslim untuk menjalankan rukun Islam nya yang ketiga, salah satunya adalah mendekatkan diri kepada Illahi.

Jadi bukan hanya sekedar tidak makan dan tidak minum selama beberapa waktu tertentu.

Dalam agama Buddha, puasa bukan hanya sekedar tidak makan dan tidak minum, akan tetapi juga sebagai bentuk latihan moral agar tidak melakukan segala sesuatu yang dianggap maksiat.

Contohnya dalam hal ini adalah latihan moral untuk tidak berbuat asusila, mencuri, atau membunuh.

Umat Buddha yang berpuasa juga memegang pantangan lain yaitu yaitu menikmati hiburan, memakai wewangian, dan tidak tidur di kasur yang mewah.

Namun konon kata puasa ini juga berhubungan dengan Bahasa Jawa "pasa". Dalam Bahasa Indonesia "pasa" ini berarti menahan atau mengekang sesuatu.

Sangat sesuai dengan makna puasa lainnya yang sering kita dengar pada umumnya, menahan nafsu amarah, dendam, dan kebencian.

Tradisi puasa di Indonesia ini konon juga sudah dikenal sebelum masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara.

Sejumlah orang menyebut puasa itu juga dengan kata shaum yang berasal dari Bahasa Arab. Sampai saat ini masih banyak mereka yang menyebutnya demikian.

"Shaum teu?" Itu salah satu contohnya dalam Bahasa Sunda, yang artinya "puasa nggak?".

Terutama para biksu, puasa bagi agama Buddha merupakan kewajiban seumur hidup. Namun bagi awam, puasa dilaksanakan dalam waktu beberapa kali umpamanya dalam sebulan.

Umumnya, sebagian kalangan cuma mengetahui jika di agama Buddha ini ada acara "puasa daging". Puasa daging ini umat dilarang makan makanan yang berasal dari daging hewan-hewan, dalam artian hanya boleh makan sayur-sayuran saja.

Dalam agama Kristen juga dikenal adanya puasa ini. Bahkan dalam Kitab Injil ada disebutkan jika Yesus berpuasa 40 hari dan 40 malam.

Ketika murid-muridNya menanyakan soal puasa ini kepada Yesus, Yesus menjawab: "Tetapi jika kamu berpuasa, basuhlah mukamu dan minyakilah kepalamu".

Sebelum Islam berkembang, puasa dimaknai melalui doa-doa yang dipanjatkan dapat menyadarkan umat manusia bahwa rejeki yang halal berupa makanan dan minuman yang mereka nikmati disertai dengan kedekatannya kepada Tuhan.

Dengan melakukan segala kemaksiatan seperti berhubungan seksual, marah, dendam, membenci, serta makan dan minum maka perbuatan itu cenderung menjauhkan diri dari Tuhan.

Puasa dalam Islam bukan sekedar dilarang mengumbar nafsu syahwat. "Gerakan aktif ruh dan jiwa kita mendekatkan diri kepada Illahi," kata M. Jadul Maula, pengasuh Pondok Pesantren Kali Opak, Yogyakarta.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun