"Ritual rutin" itu dilakukan oleh sebagian Islam yang berpandangan sempit dan ekstrim atas agama lain, khususnya Kristen atau Katolik.
Mereka berpikiran bulan Ramadhan ini harus disucikan dengan menumpahkan darah mereka yang dianggap kafir, termasuk rumah ibadah
Anshori menghimbau kepada non-muslim untuk tidak panik dan tetap tenang, memperkuat keamanan.
"Pemboman biasanya dilakukan saat kerumunan atau saat ibadah. Mari kita jadikan semangat Paskah sebagai momentum untuk lebih mempererat jalinan antar agama," kata Anshori.
Ketua Umum PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia) Gomar Gultom mengungkapkan dukacita atas kejadian ledakan bom itu.Â
 "Kejadian ini semakin panjang daftar aksi teror dan kekerasan yang terjadi di Indonesia," kata Gomar.
Gomar menghimbau seluruh umat agar tetap tenang dan mempercayakan penanganan kasus ini kepada aparat yang berwenang. Gomar percaya aparat dapat mengusut tuntas kasus ini.
Gomar menghimbau agar tidak resah dan takut tapi tetap waspada. "Jangan ada di antara kita yang mengunggah foto-foto atau video yang justru bisa meresahkan masyarakat," kata Gomar.
Sangat disayangkan, kejadian ini terjadi justru di saat umat Kristen tengah merayakan Minggu Palma, dimana Yesus memasuki Yerusalem dengan mengendarai kuda betina. Menuju Paskah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H