Beberapa waktu lalu dalam rapat Majelis Umum PBB sebanyak 30 negara mengkritik dugaan perlakuan tidak adil Cina kepada kaum Muslim Uighur.
Dalam kesempatan pertemuan dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko beberapa waktu lalu, Duta Besar Cina untuk Indonesia Xiao Qian mengatakan pemerintah Cina resmi memerangi terorisme dan radikalisme.
Yang mengejutkan adalah pernyataan dari Asosiasi Muslim Xinjiang yang mempersilakan media global untuk datang ke Xinjiang menikmati suasana Ramadhan tahun ini.
Muhammadiyah Indonesia telah menetapkan awal Ramadhan tahun 2021 adalah pada Selasa, 13 April 2021.
"Silakan datang ke tempat kami untuk melaporkan kondisi yang sebenarnya ketika bulan Ramadhan nanti," kata Abdul Wali Ablimit dari Asosiasi Muslim Xinjiang, Kamis (18/3/2021) dalam acara temu media asing yang disponsori Kementerian Luar Negeri Cina dan Pemerintah Otonomi Xinjiang, di Beijing.
Tentunya hal yang menarik bagaimana menyoroti dan menyaksikan bagaimana situasi bulan Ramadhan dan apakah Muslim Xinjiang melakukan Rukun Islam yang ketiga itu.
Khotib di Mesjid Kabupaten Shache di Xinjiang itu mengatakan undangan ini untuk menghilangkan salah kaprah tentang adanya larangan dari pemerintah Cina bagi Muslim Xinjiang melakukan Rukun Islam yang ketiga.
Menurut Ablimit selama ini media-media luar negeri selalu melaporkan situasi Ramadhan di wilayahnya tidak sesuai fakta.
Ablimit menjelaskan tidak benar adanya larangan dari pemerintah Cina untuk melarang Ramadhan.
Kantor berita Indonesia Antara mengajukan pertanyaan kepada Ablimit apakah benar tidak ada larangan bagi umat Islam yang di wilayah barat laut Cina itu.
Lalu apa jawaban dari Khotib Ablimit menjawab pertanyaan Antara itu?