Banyak orang-orang Suku Jawa di sana yang terjun ke dunia politik dan memegang jabatan-jabatan penting kenegaraan. Menjadi menteri, anggota parlemen, dokter, pemain bola, bahkan artis.
KTPI (Kaum Tani Persatuan Indonesia) dan PBIS (Perserikatan Bangsa Bangsa Suriname) adalah dua organisasi yang melibatkan orang-orang Jawa di sana.
Hingga saat ini, budaya dan bahasa Jawa masih digunakan di sana dalam keseharian. Nama-nama mereka juga masih kental dengan nama Jawa, kendati dalam perkembangannya nama depan mereka adalah nama-nama barat, terutama Belanda dan Inggris.
Orang-orang Jawa di Suriname juga mengenal Waldjinah yang terkenal dengan lagu Walang Keke nya, atau Didi Kempot yang sudah beberapa kali melawat ke sana.
Bahkan begitu pelantun lagu Stasiun Balapan Solo itu meninggal dunia, beritanya langsung dilihat oleh mereka di Suriname.
Sri Dewi Martomamat merupakan peragawati keturunan Jawa yang terkenal. Ada lagi Karin Amatmoekrim, seorang penulis. Virgil Soeroredjo, seorang pemain bulutangkis.
Willy Soemita, politikus. Sigourney Bandjar, pesepakbola, dan sebagainya.
Pada Pemilihan Presiden pada tahun 2010 terpilih Letkol Desi Desire Bouterse dari Partai NDP sebagai presiden Republik Suriname.
Mantan diktator dan penguasa perang itu mengangkat 6 orang dari Suku Jawa sebagai menteri dalam kabinetnya.
Di antaranya Menteri Dalam Negeri Drs. Soewarto Moestadja dan Menteri Pendidikan M Raymond Sapoean.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H