Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Lebih Dekat "Si Berandal" Ken Angrok, Sudah Saling Mencintai dengan Ken Dedes?

26 Februari 2021   10:05 Diperbarui: 26 Februari 2021   10:29 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ken Arok (historia.id)

Sang psikolog lantas mengatakan kepada Ken Arok bahwa jika seorang laki-laki menikah dengan seorang wanita dengan ciri-ciri seperti itu, maka dia akan menjadi seorang maharaja.

Mantap lah semangat Ken Arok mendengar hal itu, dia bertekad akan menikahi Ken Dedes.

Apa langkah pertama yang dilakukan Ken Arok?

Ken Arok memesan sebuah keris, yang dijanjikan pembuatnya, Mpu Gandring, akan selesai 12 bulan. Namun Ken Arok sudah tidak sabar, baru 7 bulan Ken Arok meminta paksa keris itu. Di sinilah Ken Arok bahkan menikam Mpu Gandring, sang pembuat keris.

Di saat ajal, Mpu Gandring sempat mengutuk bahwa keris itu akan mengakibatkan kematian 7 orang raja, termasuk Ken Arok.

Rencana Ken Arok berhasil, dia membunuh Tunggul Ametung dan menjadi penguasa baru Tumapel pada tahun 1222. Ken Angrok lantas menikahi Ken Dedes.

Nampaknya Ken Angrok tidak betah hanya menjadi penguasa daerah. Ken Angrok lalu menyerbu Kerajaan Kediri. Setelah pertempuran sengit, Ken Arok menang.

Dia menobatkan dirinya menjadi Raja Singhasari dengan gelar Sri Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi.

Seorang pegiat sejarah di Jakarta, Irwan Hadisuwarno, menarik kesimpulan jika Ken Dedes dan Ken Arok sebenarnya sudah saling mencintai. Ken Dedes mendukung rencana pembunuhan terhadap Tunggul Ametung.

"Kemungkinan Ken Arok dan Ken Dedes sudah selingkuh," kata Irwan.

Kelahiran Ken Arok ini diselimuti misteri. Ayah Ken Arok adalah Gajah Para yang menikah dengan seorang gadis desa bernama Ken Ndok. "Gajah" merupakan nama jabatan, sekarang setingkat wedana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun