Kurang atau pun kelebihan tidur dari yang semestinya digadang-gadang nantinya akan berdampak kepada menurunnya tingkat kesehatan seseorang.
Kementerian Kesehatan memberikan rumusan dampak yang akan muncul jika kita kurang tidur, di antaranya menjadi mudah lupa, peningkatan stres, peningkatan risiko obesitas, tidak fokus, kulit terlihat menua, meningkatkan risiko penyakit tertentu, dan hilang konsentrasi.
Sebuah media, Selasa (17/2/2021) melaporkan sebuah artikel yang menarik terkait tidur ini di Indonesia. Media tersebut mengatakan masalah kesehatan yang muncul akibat sulit tidur di negara kita ini mengalami peningkatan selama pandemi Covid-19.
Survei terhadap 2.944 orang Indonesia yang dilakukan oleh Tims Honestdocs mendapatkan jika lebih dari dua pertiga masyarakat Indonesia ini mengalami apa yang disebut dengan kurang tidur.
Pada umumnya orang memang membutuhkan waktu istirahat yaitu tidur di malam hari, setelah tidur, paginya tubuh kita akan merasa segar lagi dan bersemangat menghadapi hari.
Namun sayangnya, tidak semua dari mereka yang dapat menikmati tidur yang berkualitas. Berbagai penyebab orang sulit atau kurang tidur banyak ragamnya. Dan itu menjadi masalah bagi mereka.
Dari jenis kelamin yang disurvei tadi, mereka yang wanita sebanyak 68 persen, sedangkan sisanya 32 persen laki-laki.
Dari segi usia, kebanyakan responden adalah mereka yang berusia antara 18-24 tahun.
Durasi tidur yang dianjurkan para ahli kesehatan beragam sesuai dengan usia seseorang.
Terlihat dari durasi itu, semakin bertambahnya usia seseorang, maka durasi tidur yang ideal akan semakin berkurang.
Bayi sampai dengan usia 1 bulan membutuhkan durasi tidur 14-18 jam per harinya. 1 sampai dengan 18 bulan membutuhkan 12-14 jam. Tidur yang sesuai dengan porsinya, akan membuat bayi berkembang normal dan baik, dari segi tubuh maupun otaknya.